6 Trik Hapus Cat Kuku tanpa Nail Polish Remover, Pakai Deodoran hingga Parfum

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi membersihan cat kuku. Shutterstock

Ilustrasi membersihan cat kuku. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Biasanya cat kuku atau kuteks dihapus dengan nail polish remover yang berbahan dasar alkohol. Namun, jika tak punya, Anda bisa menggunakan bahan-bahan yang ada di rumah. Jangan pernah mengeriknya dengan benda tajam karena itu hanya akan merusak kuku.

Berikut 6 alternatif bahan menghapus cat kuku tanpa nail polish remover, mulai dari pasta gigi hingga hairspray

1. Top coat nail polish

Top coat nail polish biasanya digunakan sebagai finishing ketika memakai kuteks. Namun, Anda juga bisa menggunakan untuk menghapus cat kuku. Caranya, oleskan top coat nail polish pada cat kuku dan segera gosok dengan kapas. Top coat nail polish harus basah untuk membantu mengelupas cat kuku.

2. Pasta gigi

Anda bisa menggosokkan pasta gigi pada kuku dengan sikat gigi bekas. Pasta gigi mengandung etil asetat yang juga ada dalam penghapus cat kuku.

3. Deodoran

Cara lain untuk menghilangkan cat kuku adalah dengan menggunakan deodoran. Semprotkan deodoran ke kuku lalu gosok dengan kapas. Cara ini butuh lebih dari satu kali percobaan sehingga lebih lama daripada menggunakan nail polish remover.

4. Parfum

Sama seperti deodoran, parfum bisa digunakan dengan menyemprotkannya sedikit di atas tisu lalu gosokkan pada kuku Anda.

5. Hand sanitizer

Oleskan sedikit hand sanitizer atau cairan pembersih tangan pada kapas dan gosokkan pada kuku. Ulangi sampai Anda mendapatkan hasilnya.

6. Hairspray

Hairspray yang mengandung alkohol jadi alternatif terbaik berikutnya untuk penghapus cat kuku. Anda bisa menggunakan menyemprotkan ke kuku, lalu gosok dengan kapas. Anda perlu segera menyeka jika tidak, kapas dapat menempel pada kuku.

MILA NOVITA | TIMES OF INDIA 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."