Lebih Sehat Jus atau Smoothie? Ini Penjelasan Ahli Gizi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi smoothie pisang dan blueberry (Pixabay.com)

Ilustrasi smoothie pisang dan blueberry (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa di antara kita kerap bertanya-tanya lebih sehat dibuat jus atau smoothie? Kedua cara pengolahan itu kerap jadi pilihan saat jenuh menyantap sayur dan buah itu secara langsung.

Menurut Ahli Gizi Winda Ekayanti jika melihat dari segi prosesnya smoothie cenderung lebih sehat daripada jus. Mengapa? Smoothie masih mengandung serat yang ada di sayur dan buah.

"Sedangkan jus pada umumnya hanya diambil sari-sari buah dan sayurnya serta biasanya juga mengandung fruktosa atau pemanis, terutama jika jus terdiri dari buah-buahan," ucap Winda dalam peluncuran virtual skincare Korea Commonlabs pada Kamis, 9 Juli 2020.

Selain itu, komponen pemanis tamabhan atau air yang kebanyakan turut menjadi faktor berkurangnya gizi dalam jus. "Jadi kalau untuk diet atau ingin hidup lebih sehat, aku kurang menyarankan untuk minum jus," tuturnya.

Winda menuturkan smoothie boleh dibuat sehari sebelumnya dan disimpan di kulkas untuk sarapan esok pagi. Ia juga mengingatkan jika ingin mendapatkan semua manfaat gizi jangan hanya konsumsi buah dan sayur dalam satu hari. Tetap diimbangi makanan sehat yang mengandung protein dan gizi kandungan lainnya.

"Kita bisa konsumsi high protein food, misalnya ditambah pas makan siang membuat omelete pakai sayuran. Concern-nya lebih baik kita makan secara utuh buah atau sayur, tapi kalau mau diolah bisa dibuat smoothie," saran Winda. 

Selain itu, Winda  tidak merekomendasikan detoks hanya dengan minum jus tanpa diimbangi dengan makanan sehat lainnya. Sebabnya, setiap organ tubuh memiliki fungsi untuk bekerja menjalankan mekanismenya, jika ada yang kurang atau kelebihan maka metabolisme akan lebih buruk.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."