Mengenang Perjalanan Karier Anne Rufaidah, Pelopor Busana Muslim

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Desainer Anne Rufaidah (Dok. APPMI)

Desainer Anne Rufaidah (Dok. APPMI)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Industri mode Indonesia tengah berduka. Desainer busana muslim, Anne Rufaidah, wafat di usia 58 tahun pada Kamis, 9 Juli 2020. Putri dari E. Agah Badjuri ini tutup usia di Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. 

Desainer senior ini dikenal dengan karya busana muslimah kontemporer. Ia memulai karier sejak 1981, saat itu usianya baru 17 tahun. Pada 1979, Anne Rufaidah menjadi finalis Lomba Perancang Mode (LPM) Majalah Femina, bersama rekannya sesama desainerdan anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Corrie Kastubi.

"Sudah lama dia berkarya dan menjadi salah satu pelopor busana muslim bersama dengan Ida Royani, koleksi Anne lebih ke anak muda. Kebetulan Anne dan Ida sama-sama satu divisi muslim di APPMI, dan dia aktif sekali berkarya baju muslim," ucap Corrie saat dihubungi Tempo.co pada Kamis, 9 Juli 2020.

Ketua APPMI Poppy Dharsono mengatakan desainer kelahiran 15 Juni 1962 ini punya dedikasi tinggi. Anne Rufaidah merupakan salah satu anggota di awal APPMI dan mulai mempopulerkan busana muslim yang saat itu masih dipandang sebagai tren yang kurang menarik. Sampai kemudian Anne memimpin sebagai Ketua Divisi Busana Muslim.

"Saat itu saya melihat passion Anne di busana muslim cukup kuat, meski masa itu busana muslim belum fenomenal seperti sekarang. Saat busana muslim bisa muncul di panggung peragaan busana juga belum banyak yang melirik. Saat itu saya optimis kalau beberapa tahun lagu busana muslim bisa jadi tren," ungkap Poppy kepada Tempo.co pada Kamis 9 Juli 2020.

Anne Rufaidah menampilkan karyanya di Indonesia Fashion Week 2017. (Dok. APPMI)

Salah satu rekannya sesama desainer busana muslim, Irna Mutiara, juga turut mengungkapkan dukacita mendalamnya melalui laman Instagram, Kamis, 9 Juli 2020. Anne Rufaidah bagi Irna adalah salah satu idola ketika baru mengenal dunia mode. Anne adalah Pemenang Gadis Remaja Berbakat (majalah Gadis) yang prestasinya banyak.

"Lalu aku tambah ngefans ketika beliau kuliah di FSRD ITB dan banyak membuat desain busana muslimah yang saat itu masih langka. Majalah Gadis sempat menampilkan Teh Anne dengan busana pengantin berhijab yang saat itu belum ada," kenang Irna.

Karya-karya Anne juga pernah ditampilkan dalam peragaan busana ajang tahunan bergengsi yang dihelat APPMI, Indonesia Fashion Week 2017 yang bertema Celebration of Culture. Salah satu gelaran yang mencuri perhatian ialah Tenoen Etnik dengan nuansa batik. Pada acara yang disponsori oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), enam desainer kenamaan menampilkan karya terbaik, salah satunya Anne Rufaidah.

Pada kesempatan itu, mereka berkolaborasi menampilkan kreasi tenun khas beberapa daerah di Indonesia. Anne Rufaidah turut meramaikan pergelaran ini dengan menghadirkan 16 koleksi busana yang mengangkat kekayaan alam dari Timur menggunakan tenun Tana Toraja yang didominasi warna gold, marun, dan hitam.

Selain merancang busana muslim, Anne juga menulis buku berjudul Anggun Berkerudung di Segala Kesempatan dan Padu Padan Busana Muslim untuk Remaja. Buku tersebut berisi ide-ide kreatif dari Anne untuk mengenakan kerudung yang sesuai syariat, yaitu menutup kepala, leher, dan telinga. Meskipun menutup rapat kepalanya, pengguna kerudung-kerudung ini tetap dapat terlihat modis, anggun, dan manis.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."