Cardi B Jalani Bleaching Vagina, Dokter Ungkap Risikonya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Cardi B Instagram/@iamcardib

Cardi B Instagram/@iamcardib

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa di antara kita memanfaatkan waktu di rumah saja akibat pandemi Covid-19 dengan jalani perawatan tubuh. Hal itu juga dilakukan rapper Cardi B baru-baru ini, ia merawat bagian luar vagina atau Miss V.

Ia melakukan bleaching atau pemutihan vagina di sebuah spa kecantikan yang terkenal di Amerika Serikat. Dalam sebuah unggahan di Instagram Stories, Cardi B mengatakan bahwa ia tidak percaya tentang pemutihan tubuh, tapi ia percaya pemutihan ketiak atau vagina.

"Di boks saya, memutihkan vaginaku. Karena, Anda tahu, kadang-kadang Anda bercukur cepat dan itu membuat vagina sedikit gelap,” jelasnya.

Setelah itu, ia membagikan video prosedur waxing yang dilakukan di bibir atasnya, menunjukkan bahwa ia baik-baik saja setelah melakukan pemutihan vagina.

Meski Cardi B terlihat baik-baik saja, sejumlah dokter mengungkapkan bleaching vagina bukan ide yang bagus. Sebab, kulit area tersebut lebih sensitif sehingga berisiko mengalami iritasi atau masalah kulit lainnya.

Michael Cackovic, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan The Ohio State University Wexner Medical Center, mengatakan, pemutihan vagina merupakan perawatan khusus untuk meringankan area labia atau yang tertutup bikini.

"Namanya menyiratkan vagina itu sendiri, yang ada di dalam tubuh wanita, tetapi sebenarnya bukan. Ini berfokus pada vulva atau bagian vagina yang ada di luar,” jelasnya kepada Health.com.

Seperti pemutihan bokong, pemutihan vagina dilakukan dengan perawatan laser atau krim topikal yang diterapkan langsung ke kulit. Hasilnya, area vulva, terutama labia, akhirnya tampak lebih cerah atau lebih terang.

Namun, biasanya hasil itu tidak bertahan lama. Ife J. Rodney, direktur Eternal Dermatology + Aesthetics, mengatakan sebenarnya warna yang lebih gelap dari vulva adalah warna normal, jadi prosedur pemutihan kulit ini hanya dapat memberikan pencerahan sementara.

"Begitu kamu berhenti menggunakan krim atau tidak terus mendapatkan perawatan kimia secara konsisten, maka warna gelapnya akan kembali,” imbuh Ife.

Lantas, mengapa banyak orang seperti Cardi B melakukan pemutihan vagina? Jessica Shepherd, seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Texas mengatakan, alasan utamanya adalah estetika.

Area luar vagina menjadi lebih gelap seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita dengan warna kulit lebih gelap. Sebagian wanita mungkin tidak suka melihat perubahan itu. Beberapa wanita juga cenderung berpikir bahwa vagina yang memutih membuat mereka terlihat lebih muda atau menarik.

Namun, dari perspektif fisiologis murni, Shepherd mengatakan bahwa biasanya akan ada area yang dapat menyebabkan kulit lebih gelap di area tumbuhnya rambut, dan itu benar-benar normal.

Sebaliknya, prosedur pemutihan vagina justru berisiko karena kulit area tersebut sangat halus. Prosedur laser dan pengelupasan dengan bahan kimia berisiko membuat kulit terbakar. Krim pemutih juga tidak dianjurkan dipakai untuk area ini.

"Saat digunakan dalam konsentrasi tinggi untuk jangka waktu yang lama, hidrokuinon dapat menyebabkan pewarnaan kulit hitam yang tidak dapat kembali lagi," imbuh Rodney.

Pemutihan vagina juga dapat menyebabkan rasa sakit, terbakar, iritasi, kemerahan, ruam, dan bahkan kerusakan saraf jangka panjang. "Tentu saja banyak wanita lolos begitu saja dan tidak memiliki masalah, tetapi banyak yang berpotensi memiliki masalah parah, seperti luka bakar dan nyeri vulva," pungkasnya.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."