4 Pilihan Jajanan yang Viral di Media Sosial selama PSBB

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat orang terus berkreasi. Salah satunya Edi Rozikin, pengojek online yang tinggal di daerah Jakarta Timur. Saat kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB diberlakukan, Edi sempat kehilangan pemasukan karena pengojek dilarang mengangkut penumpang. Mengandalkan layanan pesan-antar makanan pun, kata dia, tak cukup untuk menutupi kebutuhannya karena jumlah konsumen menurun drastis.

Tapi Edi dan rekan-rekannya sesama pengojek daring cepat menangkap peluang. Salah satunya dengan membuka jasa titip pembelian aneka jajanan yang viral di media sosial. Misalnya, Bakwan Pontianak, Roti Srikaya Tetfai, Dimsum Arsyif, Roti Bakar Agus Robaba, Choipan Manie, dan Mie Terempa’k.

Aneka jajanan yang mayoritas dijual pedagang kecil dan menengah itu populer di media sosial setelah diulas akun Dari Halte ke Halte. Ulasan makanan oleh akun yang pengikutnya lebih dari 70 ribu, baik di Instagram maupun Twitter, ini memang kerap menjadi pembicaraan dan bikin penasaran warganet.

Masalahnya, gara-gara pembatasan sosial, orang-orang kesulitan menjajal aneka makanan rekomendasi itu. Menyahut kebutuhan itu, komunitas pengojek daring membuat gerakan Grab Gojek on Twitter. “Beroperasinya berdasarkan wilayah pengiriman,” kata Edi, yang biasa mengantar makanan ke daerah Bekasi dan Jakarta Timur.

Bukan hanya para pengojek daring yang kecipratan rezeki dari inisiatif itu. Pelapak jajanan yang direkomendasikan pun tetap dapat berjualan dan laris. Bahkan aneka jajanan yang mulanya hanya dikenal di lingkup terbatas, bisa dikenal luas oleh orang dari daerah lain.

Pekan lalu, saya pun mencoba memesan jajanan lewat Edi, yang kerap mempromosikan jasanya di akun Twitter miliknya, @eleanor_83. Edi mengunggah menu yang bisa ia jangkau dan pesan. Ongkos kirim Rp 30 ribu. “Berapa banyak pun pesanannya, ongkosnya tetap.”

  • Bakwan Pontianak


    Lapak jajanan berupa gorengan bakwan ini berlokasi di Jalan Kebon Kacang Raya, dekat Mal Grand Indonesia. Jajanan ini mulai viral saat akun Dari Halte ke Halte mengulasnya pada Februari lalu. Berbeda dengan bakwan pada umumnya, bakwan Pontianak memiliki tampilan bundar sempurna seperti mangkuk kecil dengan ketebalan lumayan.

    Bakwan Pontianak memiliki komposisi adonan tepung yang dicampur rebon dan daun kucai.Lalu dicocol dengan sambal asam manis khas Pontianak. Foto: @darihalte_kehalte

    Bakwan Pontianak dijual dalam tiga varian rasa: original (taburan rebon kering), taburan teri, dan rebon-rawit. Melalui Edi, saya memesan ketiga varian itu. Secara rasa, semua varian tak terlalu berbeda, tapi pencinta pedas pasti akan menyukai jenis rebon-rawit.

    Cacahan rawit dicampurkan dalam adonan, sehingga rasa pedasnya merata di lidah. Rasa bakwan yang gurih ditambah sedikit rasa menyengat khas daun kucai, serta tekstur bakwan yang padat dan kenyal membuat perut cepat kenyang meski baru memakan dua-tiga potong kudapan ini. 

    Apalagi setiap pembelian disertakan saus manis-pedas yang menyegarkan. Satu potong bakwan seharga Rp 2.000. Sedangkan harga per porsinya Rp 10 ribu dengan isi lima potong bakwan.


  • Roti Srikaya Tet Fai


    Dilihat dari penampilannya, Roti Srikaya Tetfai terlihat menggiurkan dengan kombinasi selai srikaya berwarna hijau dan roti berwarna putih (varian kukus) serta roti berwarna cokelat (goreng dan panggang). Dari tampilannya saja, saya sudah bisa membayangkan rasa manis srikaya yang pas berpadu dengan roti tawar yang terlihat lembut.

    Roti Srikaya Tet Fai. Foto: Instagram


    Begitu pesanan saya tiba, roti Tetfai yang pertama saya coba. Apa yang saya bayangkan tak meleset. Selai srikayanya bertekstur kental hampir mirip bubur sum-sum dan beraroma pandan. Roti tawarnya pun lembut dan cukup kenyal dengan ukuran tak terlalu besar, habis dalam 7-8 kali gigitan. Sama seperti Bakwan Pontianak, Roti Srikaya Tetfai merupakan jajanan khas Pontianak. Satu potong roti dijual seharga Rp 3.000.

  • Dimsum Arsyif

    Jajanan ini populer sejak tahun lalu saat akun Dari Halte ke Halte baru muncul. Pertama kali buka di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Kini Dimsum Arsyif sudah punya hampir 10 cabang yang tersebar di seluruh Jakarta hingga Depok. Dimsum yang dijual Rp 12 ribu per porsi (empat potong) ini terdiri atas sejumlah varian: ayam, udang, jamur, dan cumi.

    Dimsum Arsyif. Foto: Instagram


    Untuk para pemesan melalui jasa titip, tersedia pula dimsum beku yang tinggal dihangatkan dengan cara dikukus atau dimasukkan ke microwave. Dimsum ini memang layak viral dan terkenal. Meski harganya tak terlalu mahal, cita rasanya tidak asal-asalan.

    Setidaknya dalam setiap potongan dimsum yang saya makan, rasa daging ayam dan jamur, serta potongan daging cumi benar-benar terasa, tidak asal lewat di lidah. Rasa sausnya yang pedas-manis dan asin juga tak membuat rasa dimsum tertutupi, justru saling melengkapi.

  • Choi Pan Siam91

    Choi pan dikenal sebagai jajanan khas Pontianak dan Singkawang. Di Jakarta, salah satu wilayah yang menyediakan banyak jajanan khas Kalimantan Barat itu adalah Jembatan Lima, Jakarta Barat. Lapak choi pan di Jembatan Lima yang direkomendasikan Dari Halte ke Halte adalah Choi Pan Manie.

    Choi Pan Siam91. Foto: Instagram


    Sayang, saat saya memesan lewat Edi, lapak ini tutup. Edi pun merekomendasikan toko choi pan lain, yakni Choi Pan Siam91, yang dijual di daerah Sunter, Jakarta Utara. Choi Pan 91 menyediakan tiga varian isi: bengkuang, kucai, dan talas. Harganya Rp 35 ribu per bungkus, yang berisi 10 potong choi pan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."