Dana Darurat Habis, Ahli Bagi Tips Bertahan saat Pandemi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi keuangan. TEMPO/Subekti

Ilustrasi keuangan. TEMPO/Subekti

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Sejumlah perkantoran dan usaha mulai beroperasi secara bertahap di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi DKI Jakarta sejak 5 Juni 2020. Dengan tetap menaati protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 diharapkan laju ekonomi terus berjalan.

Kondisi di atas menjadi napas segar bagi beberapa orang yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK untuk mencari peluang kerja atau usaha baru. Terlebih lagi bagi mereka yang kondisi keuangannya mulai sulit, misalnya dana darurat mulai menipis atau bahkan habis. 

Jika hal itu terjadi, apa yang harus dilakukan untuk bertahan di masa sulit ini? Apakah aman untuk berutang?

"Harus jelas dulu buat apa (berutang), misalnya KPR jadi rumah, KPM jadi kendaraan, bahkan ngutang untuk HP (handphone) pun masih jelas bisa terpakai untuk kerja. Jadi bukan berutang yang tidak kembali misalnya beli makanan, kalau sedang tidak ada penghasilan jangan berutang," ucap perencana keuangan Ligwina Hananto dalam Live Instagram Sophienavitalk pada Jumat, 5 Juni 2020.

Oleh sebab itu, lanjut Ligwina, lebih baik fokus kepada bagaimana mencari penghasilan bukan utang. Salah satu solusi bertahan dan cepat yang ditawarkan Ligwina dengan berdagang, walau semua orang tidak terbiasa dan nyaman dengan berdagang. Tapi ternyata jika Anda mau mencoba ada caranya, sebab semua bisnis bisa dimulai dari dagang atau berjualan.

"Fokus dagang itu di pembeli, misalnya sama-sama jualan makanan ternyata barang yang sama bisa saling menjualkan di lingkaran pertemanan. Walau produk sama, tapi tidak semua punya networking (jejaring) yang sama," tambahnya.

Untuk jenis barang yang dijual, ia mengungkapkan jangan hanya terpaku pada makanan. Amati pula kebiasaan masyarakat yang lebih banyak di rumah saja turut memengaruhi keinginan saat berbelanja.

"Jadi mulai tanaman hidup pakai jastip (jasa titip), perlengkapan rumah tangga seperti bantal sofa, sampai ring light untuk Instagram Live," imbuhnya.

Produk perlindungan diri dan kesehatan juga paling banyak dicari saat pandemi, contohnya masker kain aneka motif, hand sanitizer, hingga face shield atau pelindung wajah. 

Selain jeli menjual produk yang dibutuhkan saat pandemi, terapkan pula go digital dengan memanfaatkan aplikasi dan media sosial. "Ternyata digital bisa memangkas jarak geografis bisa menjangkau banyak orang di berbagai lokasi," jelasnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."