Perencana Keuangan Bagi Tips Bertahan selama Pandemi Corona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Menjalani ibadah puasa Ramadan 2020 bersamaan dengan pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru bagi umat muslim. Sebab ada sejumlah penyesuaian dalam sendi kehidupan, termasuk jeli mengelola keuangan. Ada peningkatan pengeluaran untuk hidangan khas Ramadan hingga hadiah lebaran, sementara di sisi lain keuangan harus bertahan menghadapi situasi sulit ini.

Lantas, kiat apa yang harus dilakukan? Perencana Keuangan Prita Hapsari Ghozie mengatakan hampir semua rumah tangga menerapkan model keuangan survival atau bertahan dengan rincian pos pemenuhan kebutuhan hidup (living), penggunaan tabungan (saving), dan kelola belanja lain (playing).

"Pertama, pastikan berapa sebenarnya yang perlu kita keluarkan untuk hal-hal wajib. Mulai cicilan, bayaran sekolah, pastikan kita bisa makan dan minum. Kebutuhan ini termasuk dalam post living," ucap Prita dalam Talkshow Mengelola Keuangan Saat Puasa dan Pandemi yang diinisiasi oleh Dokter Arti Indira dan Dokter Tompi di Instagram pada Senin, 11 Mei 2020.

Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan independen, di acara peluncuran buku "MoneySmart Parent" yang ditulisnya bersama presenter Nadia Mulya di Jakarta Selatan, Rabu 16 Oktober 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)

Setelah itu, pastikan tabungan bisa digunakan sampai akhir tahun di masa sulit ini. Perhitungkan pula jumlah pemasukan yang diterima hingga Desember 2020. Tujuannya agar Anda berhati-hati pula dalam penggunaan uang pegangan hingga tabungan, jangan sampai terlena.

Kemudian kelola belanja online yang termasuk kategori playing. Belanja online jadi alternatif demi mengurangi interaksi ke luar ruma untuk cegah penularan Covid-19. Namun sayangnya, sejumlah orang tak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Pos ini juga harus dikelola dengan menerapkan skala prioritas saat membeli.

"Kita bisa cek lagi berapa banyak barang dan berapa jenis, sebab ada beberapa orang yang stres release-nya dengan belanja. Mulai dari barang yang kita butuhkan mana yang tidak. Kelompokkan lagi antara apa yg benar-benar kita butuh atau sekadar beli," terang Prita.

Jika menemukan kekurangan setelah kalkulasi pengeluaran di pos-pos penting, Prita menyarankan untuk membuka peluang bisnis sebagai salah satu cara bertahan hidup di masa sekarang.

"Untuk saat ini bisnis makanan yang banyak diminati dan dibutuhkan. Perhatikan juga bisnis yang ramai di awal, tapi kelamaan meredup dan tidak terlalu dicari, yakni masker kain. Sebab banyak orang cukup membutuhkan beberapa masker saja," jelas Prita.

Selain itu, ia mementingkan riset pasar sederhana dan kolaborasi saat berbisnis. "Selain mengamati apa kebutuhan pasar juga saling support dalam satu core bisnis yang sama," pungkasnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."