Kisah Ibu Isolasi Mandiri Corona, Ditelepon Tanya Remote Televisi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Siapapun yang merasakan gejala terinfeksi virus corona atau memenuhi kriteria tertentu mesti lekas mengisolasi diri. Beberapa gejala umum yang harus diwaspadai antara lain demam hingga 38 derajat Celcius, batuk, pilek, dan sesak napas. Ditambah lagi kondisi usai bepergian ke negara atau kawasan zona merah virus corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan isolasi diri artinya memisahkan sumber penyakit dari masyarakat lain, yang rentan terinfeksi. Penerapan isolasi ini bisa dilakukan secara mandiri atau inisiatif sendiri atau datang ke tempat isolasi yang disediakan pemerintah, misalnya Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Achmad Yurianto menjelaskan, isolasi mandiri bukan berarti mengasingkan diri. Isolasi yang dimaksud di sini adalah tidak berdekatan dengan orang lain dan menjaga jarak sekitar 2 meter dengan orang lain dalam satu tempat. "Orang yang melakukan isolasi mandiri ini juga wajib memakai masker untuk mencegah penularan," kata dia pada Senin, 6 April 2020. Parameter keberhasilan isolasi mandiri ialah harus melewati masa inkubasi selama 14 hari dengan kondisi kesehatan bagus dan tanpa keluhan.

Seorang ibu di Bekasi, Jawa Barat, Medina Olivia menerapkan isolasi mandiri karena merasa ada gejala. "Waktu itu aku merasa ada gejalanya kemudian ikut rapid test. Walau hasil negatif, aku tetap mengikuti protokol isolasi mandiri selama 14 hari," ucap Medina, Senin 27 April 2020.

Medina Olivia menceritakan pengalaman saat isolasi mandiri karena mengalami gejala corona. (Foto: Dok. Pribadi)

Ibu dua anak ini menjalani 14 hari masa isolasi mandiri. Selama tujuh hari dia berada di apartemen dan tujuh hari di rumah. Saat berada di rumah, dia tinggal di kamar atas sendirian dan tidak ada kontak sama sekali dengan anak-anak. Setiap hari, perempuan 36 tahun ini tetap menjalin komunikasi dengan keluarga melalui telepon atau video call.

Sebagaimana ibu yang menjadi orang segala tahu di rumah, Medina Olivia mengatakan banyak hal yang kemudian ditanyakan oleh suami dan anak-anaknya. Misalnya urusan makan, pakaian, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan rumah. "Sampai hal kecil, seperti mencari remote televisi juga tetap telepon tanya ibunya," ucap Medina.

Media Olivia merasa rindu dengan anak-anak dan suami. Dia mengaku paling lama meninggalkan anak-anaknya untuk suatu keperluan selama enam hari. Belum pernah sampai 14 hari seperti masa isolasi corona ini. Jika anak-anak menanyakan keberadaannya atau kenapa ibu mereka 'mengurung diri' di kamar atas, Medina mengatakan sang suami selalu memberikan penjelasan kepada buah hati mereka.

"Sampai akhirnya mereka memahami kalau ibunya tidak boleh didekati atau dipeluk dalam waktu dekat," kata Medina Olivia. Selama masa wabah corona ini, Medina mengatakan ada yang berubah dalam interaksi bersama anak-anaknya. Jika biasanya setiap pulang ke rumah mereka langsung mendekat, cium tangan, atau memeluk, sekarang langsung bilang, "stop, jangan mendekat." Harus mencuci tangan, wajah, dan kaki lebih dulu.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."