Banyak yang Harus Isolasi Mandiri, Yuk Aktif Olahraga Agar Imun Tubuh Tinggi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com/Racool_studio

Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com/Racool_studio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sempat diberlakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Bagi mereka yang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan, pedoman isolasi mandiri harus diberlakukan. Karena semakin banyak orang Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah untuk belajar, bekerja atau memulihkan diri, Good Doctor mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap aktif dan melakukan olahraga dengan bijak sebagai cara untuk menjaga tingkat kekebalan tubuh.

Karena infeksi COVID-19 masih menyebar ke seluruh negeri, berolahraga dapat menjadi pertahanan yang membantu melawan virus. Jika Anda bingung harus mulai dari mana, Anda bisa mengandalkan aplikasi kesehatan digital seperti aplikasi Good Doctor yang menyediakan Sports Medicine Clinic secara khusus dengan dokter spesialis kedokteran olahraga bersertifikat.

Head of Medical Good Doctor Technology Indonesia (GDTI) Adhiatma Gunawan mengatakan alasan utama Good Doctor mendirikan klinik ini adalah karena olahraga telah menjadi tren gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. "Selama masa pandemi dan lockdown, lebih banyak pengguna yang tertarik untuk berbicara dengan konsultan olahraga mengenai jenis kegiatan olahraga yang paling cocok untuk mereka selama lockdown dan aktivitas normal baru agar mereka dapat mempertahankan status kebugaran dan memperkuat imunitas mereka,” kata Adhiatma Gunawan dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 4 Maret 2022.

Berdasarkan pengamatan Adhiatma dan timnya, konsultasi yang paling banyak ditangani oleh klinik ini adalah berat badan yang tidak ideal. Konsultasi itu mencapai 25 persen dari seluruh konsultasi yang ada. Ada pula konsultasi soal nyeri otot dan nyeri punggung serta saran olahraga untuk pasien obesitas. "Dengan tersedianya dokter spesialis kedokteran olahraga yang aktif di Sports Medicine Clinic, semakin banyak orang di Indonesia yang dapat berkonsultasi dengan Good Doctor untuk memperoleh panduan olahraga yang disesuaikan untuk pengelolaan kesehatan yang lebih baik," katanya.

Dalam seri webinar #GoodHealthGoodKnowledge terbaru bekerja sama dengan LSPR Communication & Business Institute, Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga Alvin Wiharja mengatakan,olahraga yang teratur akan membuat kita sehat dan bugar sehingga setelah seharian beraktivitas. Dengan berolahraga pun, seseorang juga tetap bisa melakukan aktivitas fisik atau hal-hal yang membutuhkan energi tetap bisa dilakukan dengan baik. "Berbeda dengan orang yang tidak berolahraga, kapasitas fisiknya akan menurun, tetap sehat tetapi tidak bugar sehingga setelah melakukan aktivitas sepanjang hari, yaitu 8—10 jam, mereka tidak bisa lagi melakukan apa-apa. Jika Anda tidak berolahraga secara teratur, stamina, daya tahan, kekuatan otot, daya tahan otot bahkan kelenturan Anda akan menurun, sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap cedera," katanya.

Latihan fisik seperti apa yang harus dilakukan?
Alvin Wiharja merekomendasikan latihan fisik intensitas sedang selama 150—300 menit per minggu untuk latihan daya tahan jantung dan paru-paru (kardio) seperti berlari, berenang, dan bersepeda serta dua sesi latihan kekuatan otot per minggu. Pastikan Anda tidak berolahraga terlalu berat untuk menghindari kelelahan berlebihan yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun. "Namun, apabila intensitas latihannya ditingkatkan, justru akan menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi," katanya.

Untuk mengukur tingkat intensitas latihan yang dilakukan, Alvin membagikan trik mudah menggunakan metode talk test. “Apabila kita masih bisa berbicara dengan lancar saat berolahraga berarti intensitas rendah. Sudah susah atau terbata-bata berbicara saat berolahraga berarti intensitas sedang. Saat berolahraga kita sudah tidak bisa berbicara berarti intensitas tinggi,” lanjutnya.

Saatnya meningkatkan imunitas di rumah selama COVID-19
Dengan meningkatnya jumlah isolasi mandiri dan jarak sosial, orang-orang berisiko lebih tinggi menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Faktor kunci untuk melindungi diri dari tahap penyakit yang parah adalah mempertahankan sistem kekebalan yang kuat. "Olahraga juga membantu memperkuat dan membangun kembali kekebalan pasien COVID-19 jika dilakukan dengan intensitas sedang," kata Alvin.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."