Dokter Bagi Syarat untuk Ikuti Program Hamil kala Pandemi Corona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi test pack atau tes kehamilan (Pixabay.com)

Ilustrasi test pack atau tes kehamilan (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Program hamil baik itu program kesuburan atau bayi tabung bisa terlaksana di tengah pandemi virus corona baru atau COVID-19. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Ivan Sini membagikan sejumlah langkah aman promil di tengah pandemi, termasuk mengurangi intensitas konsultasi ke rumah sakit atau klinik.

"Tentu pada pasangan yang kita lihat background-nya berbeda-beda, kenapa ada ini? Karena kita punya pengalaman besar, terutama di program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF). Kami juga sangat ketat menyeleksi pasien, kami bisa melakukan PCR test," ucap Dokter Ivan yang juga Presiden Direktur PT Morula Indonesia ini dalam Konferensi Pers Online Program Hamil di Rumah Saja, Kamis 16 April 2020.

Di tengah kondisi yang mengurangi konsultasi tata muka di klinik atau rumah sakit, Dokter Ivan memberikan solusi fertility at home atau IVF at home yang bisa dipilih oleh pasangan yang tengah mengikuti program hamil.

Program tersebut memiliki beberapa tahapan yang dijalani via konsultasi online dengan dokter kandungan yang telah ditentukan. Konseling meliputi kesuburan, gizi, psikologi, makanan IVF dan fertility bagi suami dan istri selama 14 hari, pemeriksaan dasar kesuburan, Rapid test Covid-19, online cooking class, yoga kesuburan hingga meditasi. 

"Dalam program ini kami memberikan konseling, edukasi kesuburan sebab banyak sekali pasangan yang masih awam tentang apa itu kesuburan, seringkali informasi yang didapatkan masih belum akurat. Selain itu ada pula konseling terhadap asupan gizi dan psikologi," paparnya.

Sementara untuk IVF terdapat dua pilihan yang bisa dilakukan baik di rumah atau hotel. Untuk program ini sangat selektif karena membutuhkan status pasien apakah termasuk kategori apa di masa karantina. Program juga dilakukan dengan screening ketat namun tetap aman.

"Pasien tetap akan ke rumah sakit atau klinik tapi dimaksimalkan paling banyak dua kali ke klinik dan selebihnya dilakukan dengan telekomunikasi. Lalu kalau sudah memilih program, kami akan beri edukasi efek COVID-19 terhadap kehamilan, khususnya bagi istri dengan usia di atas 35 tahun," tutur Ivan.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."