Kenali Bahaya Mencampur Antiseptik ke dalam Diffuser

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Diffuser. Pixabay.com/Anke Sundermeier

Ilustrasi Diffuser. Pixabay.com/Anke Sundermeier

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kembali diunggahnya video lama Dinda Shafay saat mencampur antiseptik ke dalam diffuser ramai diperbincangkan di jagat media sosial. Kala itu, ia mengklaim hal itu bisa mencegah virus corona baru atau COVID-19. 

Dinda diketahui mengunggah aksinya melalui platform TikTok. Ia mencampur antiseptik Dettol dan air mineral sebagai pengisi air dalam diffuser. Sebagai informasi, diffuser adalah alat yang menghasilkan uap halus untuk efek menenangkan dan aromaterapi. Uap halus tersebut berasal dari campuran essential oil dan air.

Viralnya video tersebut telah ditanggapi oleh Dinda melalui laman Instagram Stories-nya pada Rabu, 15 April 2020 bahwa video tersebut telah lama diunggah, kemudian ada yang mengunggah lagi sehingga menjadi ramai.

"Aku mengakui salah dan sudah pernah klarifikasi, kalau kalian tahu di video tersebut aku memakai pakaian yang sama dengan video sebelumnya, artinya video itu diunggah dan hapus bersamaan," tulisnya.

Dinda juga mengatakan sudah berulang kali menjelaskan dan mengakui bahwa aksi tersebut ialah kesalahan informasi. "Kalau dibilang salah, salah banget memang, tapi postingan itu sudah berlalu artinya bukan saat seperti ini saya membuat konten tentang hal itu. Tetapi harus tahu juga kalau postingan itu naik lagi bukan saya yang naikin tetapi orang lain, atas dasar apa saya tidak tahu," tulis wanita yang juga beauty blogger ini. 

Salah satu kandungan aktif dalam Dettol ialah chloroxylenol yang termasuk ke dalam jenis disinfektan. Profesor perlindungan kesehatan dan kedokteran di University of East Anglia, di Inggris, Paul Hunter, mengatakan chloroxylenol untuk membersihkan permukaan atau kulit, bukan dihirup karena beracun.

"Chloroxylenol aktif terhadap berbagai virus dan bakteri, termasuk virus corona. Penggunaannya sebagai disinfektan pada permukaan keras atau cuci tangan karena berfungsi sebagai sabun. Chloroxylenol beracun jika tertelan dan tidak boleh digunakan sebagai aerosol yang dapat dihirup orang," ucap Hunter seperti dilansir dari laman NZ Herald, Selasa 14 April 2020. 

Sebuah studi medis di Hong Kong menganalisis 177 kasus menelan cairan yang mengandung chloroxylenol bisa mengakibatkan kondisi gawat darurat dan komplikasi serius.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."