Tips Atasi Stres Saat Wabah Corona, Kendalikan Hormon Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita pekerja yang stress. shutterstock.com

Ilustrasi wanita pekerja yang stress. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Wabah corona membuat masyarakat bekerja dari rumah, anak-anak belajar dari rumah, dan mengurangi aktivitas di luar jika tidak terlalu penting.

Imbauan untuk berkegiatan di rumah sudah berjalan selama satu bulan. Banyak orang merasa bosan dan mungkin sampai stress karena harus berada di rumah. Terlebih jika di dalam keluarga ada anak-anak dan lansia yang rentan terinfeksi virus corona.

Penasihat bersertifikat dan penulis buku The 5-Minute Anxiety Relief Journal, Tanya Peterson mengatakan ketika stres kronis, maka tubuh berada dalam mode siaga merah. "Ini membahayakan sistem kekebalan tubuh sehingga menjadi kurang efektif melawan virus," kata Tanya Peterson seperti dikutip dari Livestrong.

Stres memicu peningkatan kadar hormon kortisol yang merusak fungsi sistem kekebalan tubuh. Dokter naturopati di Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat, Brandi Moore mengatakan hormon kortisol diproduksi sebagai respons terhadap stres yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal.

Sebab itu, mengurangi stres adalah cara terbaik untuk menurunkan kortisol dan pada gilirannya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Brandi Moore mengatakan satu cara termudah untuk meredakan kadar hormon kortisol, yakni dengan bersyukur.

Sebuah studi dalam Clinical Psychological Science pada Februari 2019 mengaitkan pola pikir positif dengan sistem kekebalan yang lebih kuat. "Ketika seseorang bersyukur maka perspektif mereka berubah. Ini memberi pandangan yang lebih positif tentang kehidupan dan mengurangi stres," kata Moore.

Hal berikutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menulis catatan harian ketika merasa stres. Tuliskan apa yang Anda rasakan dan pikirkan. Kemudian tetapkan tujuan yang jelas kenapa Anda melakukannya.

Jadi, mulailah melakukan latihan pernapasan, yakni menghirup selama empat detik, tahan napas selama empat detik, buang napas selama empat detik. Ulangi hingga tiga kali. "Latihan ini melibatkan sistem saraf parasimpatis, sistem yang bertanggung jawab untuk istirahat dan relaksasi," kata Peterson.

Adapun kegiatan bersyukur dapat dilakukan pada saat berdoa atau menuliskan tiga hal yang Anda syukuri. Lengkapi juga dengan alasannya. Luangkan waktu setidaknya lima menit setiap sehari untuk menerapkan teknik pernapasan dan bersyukur tadi.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."