Perlukah Vaksin Influenza saat Wabah Corona? Ini Kata Ahli Paru

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Para peneliti di penjuru dunia berjibaku melakukan uji coba vaksin virus corona baru atau COVID-19. Sementara itu, sebagian dari kita melakukan tindakan pencegahan terpapar COVID-19 dengan vaksin influenza. Apakah itu perlu dan bermanfaat?

Menurut Dokter Spesialis Paru Andy Nazaruddin dari Rumah Sakit Mayapada Tangerang dari namanya saja, vaksin influenza sudah berbeda. Jadi tidak tepat menggunakannya untuk mencegah tertular virus corona. 

"Corona ini belum ada vaksinnya, jadi tidak tepat mencegah corona dengan vaksin influenza. Tidak ada kaitannya dengan Covid-19 dan vaksin influenza untuk mencegah COVID-19, jadi sesuai peruntukannya untuk mencegah virus influenza," ujar Andy kepada Tempo.co beberapa waktu lalu. 

Namun, menurut Andy, vaksin influenza disarankan untuk orang-orang yang daya tahan tubuhnya lebih rentan.

"Kalau kita terkena virus corona, tapi daya tahan tubuhnya bagus, bisa tidak sakit. Sebab pada dasarnya orang yang terkena corona itu mereka yang daya tahan tubuh rendah, dengan penyakit tertentu dan lansia," kata Andi.

Dokter spesialis paru Andy Nazarudin dari Rumah Sakit Mayapada Tangerang. Foto: Situs Mayapada Hospital

Hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah COVID-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, Cina. Kathleen Neuzil, Direktur di Pusat Pengembangan Vaksin dan Kesehatan Global di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Amerika Serikat, mengatakan proses pengembangan vaksin normal membutuhkan rata-rata 10 hingga 15 tahun, karena para peneliti dan dokter ingin memastikan bahwa mereka memberi orang perawatan yang aman. 

Untuk mendapatkan vaksin yang disetujui di Amerika, harus melalui beberapa fase pengembangan, termasuk penelitian praklinis dan pengujian hewan, uji klinis manusia dan kontrol kualitas.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi berapa lama untuk membuat vaksin, termasuk kompleksitas penyakit, bagaimana sistem kekebalan manusia bereaksi terhadap penyakit tertentu dan di mana dalam tubuh suatu penyakit berakar.

"Penyakit pernapasan, seperti COVID-19, secara umum bisa sedikit lebih sulit. Karena vaksin harus menciptakan respons imun yang cukup dalam aliran darah untuk mengaktifkan antibodi di saluran pernapasan," tuturnya.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."