Kenali Gejala dan Bahaya Virus Hanta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi virus (Pixabay.com)

Ilustrasi virus (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Saat serangan virus corona baru atau COVID-19 mulai menurun, virus hanta mulai menganggu keselamatan warga Cina. Menurut laporan Global Times diungkapkan bahwa seorang pria dari provinsi Yunnan meninggal karena virus hanta di dalam bus ketika menuju ke provinsi Shandong.

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, virus ini menyebar terutama dari tikus. Virus hanta di Amerika dikenal sebagai virus hanta "Dunia Baru" dan dapat menyebabkan hantavirus pulmonary syndrome (HPS).

Gejala awal HPS termasuk kelelahan, demam, dan nyeri otot, terutama pada otot besar yakni, paha, pinggul, punggung, dan terkadang bahu. Gejala-gejala ini bersifat universal, di antaranya juga ada sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah perut, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Sekitar setengah dari semua pasien HPS mengalami gejala di atas. HPS bisa berakibat fatal dengan tingkat kematian 38 persen.

Virus hanta lainnya, yang dikenal sebagai virus hanta "Dunia Lama", kebanyakan ditemukan di Eropa dan Asia dan dapat menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS).

Gejala awal HFRS dimulai secara tiba-tiba termasuk sakit kepala hebat, sakit punggung dan perut, demam, kedinginan, mual dan pandangan kabur.

Orang yang terkena HFRS juga terkadang memiliki tanda muka memerah, peradangan, kemerahan pada mata atau ruam. Gejala selanjutnya yakni tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut, yang dapat menyebabkan kelebihan cairan. Tingkat keparahan penyakit bervariasi tergantung pada virus yang menyebabkan infeksi

Infeksi virus Hanta dan Dobrava biasanya menyebabkan gejala yang parah, sedangkan infeksi virus Seoul, Saaremaa, dan Puumala biasanya lebih moderat. Pemulihan total bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Kasus virus hanta datang pada saat jumlah total orang yang terinfeksi oleh virus corona baru secara global sudah mendekati angka 400 ribu dan para ilmuwan belum menemukan obat untuk itu. Korban kematian global telah melampaui angka 16.500, dikutip dari www.economictimes.com.

Seorang pakar saraf, Sumaiya Shaikh, dalam cuitannya di Twitter Selasa, 24 Maret 2020, menulis bahwa virus hanta pertama kali muncul pada tahun 1950 dalam perang Amerika-Korea di Korea (sungai Hantan).

Virus ini menyebar dari tikus jika manusia mencerna cairan tubuh mereka. Penularan manusia-manusia jarang terjadi. Bahkan ada vaksin yang dikembangkan untuk itu. Sumaiya mengimbau masyarakat agar tidak panik, kecuali memang Anda berencana untuk mengonsumsi tikus

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."