Berapa Peluang Terpapar Virus Corona Dua Kali? Ini Kata Ahli

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah ada kemungkinan virus corona baru atau COVID-19 kembali menyerang saat si pasien sudah sembuh? Pertanyaan ini bermula dari Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu membuat pernyataan tentang seorang wanita berusia empat puluhan yang telah dipulangkan setelah perawatan COVID-19 pada 1 Februari 2020, kembali ke rumah sakit dengan hasil positif untuk kedua kalinya pada 26 Februari 2020.

Namun, ada pula yang berpendapat apakah ia benar-benar terinfeksi ulang dengan COVID-19 dan tidak pernah sepenuhnya pulih di pengobatan pertama atau hasil tesnya gagal.

"Ada kemungkinan masalah dengan kualitas pengujian. Mengingat ada beberapa faktor negatif terhadap keakuratan test kit yang dikembangkan dalam waktu singkat," jelas Dokter Randy Orr Direktur Medis Unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Lake Forest Northwestern, Amerika Serikat seperti dikutip dari laman Women's Health pada 21 Maret 2020.

Ada beberapa alasan terkait infeksi ganda yang mungkin tidak menjadi perhatian utama saat ini. "Riwayat sebelumnya menunjukkan bahwa begitu seorang pasien terinfeksi COVID-19, mereka akan memiliki tingkat kekebalan atau perlindungan yang signifikan dari virus yang menginfeksi mereka lagi dalam beberapa bulan mendatang," ucapnya.

Dengan kata lain Dokter Orr percaya bahwa COVID-19 ini berperilaku seperti virus lain, yang pada umumnya sulit untuk masuk untuk kedua kalinya setelah dilawan oleh daya tahan tubuh. "Biasanya dengan virus, setelah seorang pasien terinfeksi, kecil kemungkinannya mereka akan terinfeksi lagi," jelas Dokter Orr . Setelah pasien pulih, infeksi awal itu pada dasarnya berfungsi sebagai bentuk vaksinasi terhadap penyakit itu.

Biasanya, ketika orang terjangkit suatu penyakit lebih dari satu kali, itu adalah bakteri, bukan virus. Contohnya radang tenggorokan atau salah flu.

Dokter Orr menekankan masih banyak yang harus dipelajari tentang COVID-19 dan perubahannya yang sangat cepat. Perhimpunan medis masih harus banyak belajar tentang virus tersebut dan sebagian besar dokter benar-benar jujur tentang hal itu.

"Apakah virus corona baru ini akan muncul kembali di masyarakat secara musiman, surut, dan reda sepanjang tahun, atau menghilang seperti SARS pada tahun 2003, itu masih harus ditentukan," ucap Dokter Orr. 

"Komunitas layanan kesehatan di seluruh dunia harus berperilaku seolah-olah virus akan berada di sini dalam jangka panjang dan melanjutkan upaya untuk mengembangkan vaksin dan obat anti-virus guna mengatasinya."

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."