Google Doodle Ignaz Semmelweis, Ajarkan Cuci Tangan Dibilang Gila

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Google Doodle menunjukkan dokter Ignaz Semmelweis di halaman utama. Ignaz Semmelweis adalah dokter yang mencetuskan cuci tangan pada tahun 1840-an. Foto: Google

Google Doodle menunjukkan dokter Ignaz Semmelweis di halaman utama. Ignaz Semmelweis adalah dokter yang mencetuskan cuci tangan pada tahun 1840-an. Foto: Google

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Google Doodle hari ini menunjukkan dokter Ignaz Semmelweis. Perlu diketahui, Semmelweis adalah pelopor kampanye cuci tangan dengan hidup yang berakhir tragis karena dianggap gila.

Mengutip BBC, Ignaz Semmelweis hidup pada abad ke-19. Pada masa itu, merawat orang sakit di rumah lebih baik karena jika dibawa ke rumah sakit, maka potensi meninggal justru meningkat tiga sampai lima kali lipat. Semua disebabkan orang yang datang ke rumah sakit akan lebih buruk kondisinya karena infeksi lantaran rumah sakitnya kotor.

Ignaz Semmelweis mengingatkan tenaga kesehatan tentang kebersihan di rumah sakit saat masyarakat saat itu belum memahami bahaya kuman. Keadaan di rumah sakit begitu memprihatinkan. Bau air seni di mana-mana, belum lagi muntah, dan cairan tubuh lainnya yang tercecer. Saking baunya, petugas rumah wakit menggunakan sapu tangan di hidung supaya tidak mencium bau busuk itu.

Dokter juga jarang mencuci tangan atau peralatan medis. Ruang operasi sama kotornya dengan para pekerja di dalamya. Akibatnya, rumah sakit memiliki julukan lain, yakni Rumah Kematian. Belum ada yang memahami apa itu kuman. Dan Ignaz Semmelweis-lah yang berusaha memberitahu.

Dokter asal Hungaria ini mencoba menerapkan kebiasaan cuci tangan di sebuah rumah sakit umum di Wina, Austria pada 1840. Dia berupaya mengurangi tingkat kematian di ruang persalinan. Ignaz Semmelweis meneliti dua rumah sakit yang menengani persalinan. Di rumah sakit bersaling yang ditangani dokter, tingkat kematian ibu melahirkan justru lebih tinggi ketimbang di rumah sakit bersalin yang ditangani bidan.

Dokter Ignaz Semmelweis mencetuskan pentingnya cuci tangan pada tahun 1840-an. Foto: Wikipedia

Ignaz Semmelweis kemudian mengetahui semua itu bermula dari ketidakhigienisan di rumah sakit yang diampu oleh dokter. Metode cuci tangannya ditentang oleh dokter lain. Dia pun melabeli dokter yang menolak mencuci tangan sebagai dokter 'pembunuh'. Ignaz Semmelweis kemudian dipecat dan dikucilkan karena dianggap memperburuk citra rumah sakit serta profesi dokter. Kariernya hancur dan dia kembali ke kampung halamannya di Hungaria.

Hingga pada satu ketika, seorang teman menjemput Ignaz Semmelweis dan mengajaknya berkunjung ke fasilitas kesehatan baru. Namun Semmelweis dibohongi. Dia ditangkap dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Semmelweis berusaha kabur dan upayanya itu membuat tangannya terluka hingga mengalami infeksi. Semmelweiss meninggal di usia 47 tahun karena infeksi di tangan.

"Sulit bagi kita membayangkan dunia yang siapapun tak tahu di mana kuman dan bakteri berada," kata Barron H. Lerner, ahli sejarah kedokteran di University of New York kepada BBC. "Di abad kesembilan belas, penyakit disangka menyebar lewat awan uap beracun di mana partikel mematikan bernama 'miasma' tersimpan."

Kini nama baik Ignaz Semmelweis dipulihkan. Metode cuci tangan diakui sebagai salah satu cara membunuh kuman dan mencegah infeksi. Dia mendapat julukan 'penyelamat ibu'.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."