Psikolog Bagi Tips agar Anak Tak Stres saat Belajar di Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa 17 Maret 2020. Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kebijakan untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa 17 Maret 2020. Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kebijakan untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Sejumlah wilayah seperti DKI Jakarta, Bekasi, Jawa Barat hingga Jawa Tengah menetapkan sekolah libur dan anak belajar di rumah selama 14 hari sejak 16 Februari 2020 guna memutus rantai penyebaran virus corona baru atau COVID-19. Belum genap seminggu beberapa kendala mulai dirasakan para orang tua salah satunya anak mengalami stres. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan menerima sejumlah aduan dari orang tua siswa di Jakarta bahwa anak mereka stres. Sebabnya mendapatkan berbagai tugas dari para guru selama program belajar dari rumah atau home learning.

Komisioner KPAI, Retno Listyarti, dalam keterangan resmi yang diterima Tempo.co, Rabu 18 Maret 2020, mengungkapkan seiring dengan aturan 14 hari belajar di rumah, ternyata tugas yang harus dikerjakan anak-anak sangat banyak. Sebab, semua guru bidang studi memberikan tugas yang butuh waktu penyelesaian lebih dari satu jam.

Akibatnya, tugas menumpuk dan anak-anak menjadi kelelahan. Padahal, maksud belajar dari rumah sesungguhnya ialah memberikan aktivitas belajar rutin kepada siswa agar tetap terbiasa belajar dan menjaga keteraturan

“Kemungkinan besar para guru memahami home learning adalah dengan memberikan tugas-tugas secara online, dan pengumpulannya pun online. Alhasil para siswa dan orang tua mengeluh,” jelas Retno.

Memandang kondisi tersebut, Psikolog Anisa Cahya Ningrum mengungkapkan sebaiknya orang tua juga perlu siap untuk kemungkinan dibandingkan dengan gurunya oleh anak. Selain itu, butuh ekstra kesabaran mendamping belajar sekaligus bekerja di rumah dan menuntaskan kegiatan harian. 

"Selain kesabaran, orang tua juga sebaiknya lebih kreatif dalam memodifikasi cara belajar di rumah. Lebih tertantang untuk mencari materi dan cara penyampaian yang kreatif," ucap Anisa saat dihubungi Tempo, Rabu 18 Maret 2020.

Menurut Anisa, selain harus memenuhi target yang ditetapkan oleh gurunya, orang tua juga perlu membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.

"Cari permainan yang melibatkan aktivitas gerak tubuhnya. Aktifkan motorik kasarnya dengan mengajak melompat atau menari. Juga tak lupa melenturkan motorik halusnya dengan melipat, menggunting atau menempel," saran Anisa.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."