IDAI: Lindungi Anak dengan Lockdown Kota yang Terpapar Corona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Petugas medis melakukan senam bersama pasien anak-anak yang terjangkit virus Corona di salah satu rumah sakit di Wuhan, Cina, 1 Maret 2020. Sekelompok petugas medis bahkan mengambil jam kerja ekstra untuk berolahraga hingga belajar bersama pasien anak. Youtube

Petugas medis melakukan senam bersama pasien anak-anak yang terjangkit virus Corona di salah satu rumah sakit di Wuhan, Cina, 1 Maret 2020. Sekelompok petugas medis bahkan mengambil jam kerja ekstra untuk berolahraga hingga belajar bersama pasien anak. Youtube

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berdasarkan data yang diumumkan secara nasional oleh Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan corona, Achmad Yurianto, ada 96 kasus positif virus corona baru atau COVID-19, delapan pasien sembuh, dan lima orang meninggal dunia. Di dalam 96 kasus positif COVID-19 terdapat dua balita.

Menanggapi munculnya kasus anak-anak yang positif COVID-19, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Spesialis Anak dan Konsultan Aman B. Pulungan mengimbau dengan tegas jika anak-anak di Indonesia harus dilindungi. 

"Langkah pertama yang bisa dilakukan sekolah dan daycare, di mana tempat anak berkumpul harus diliburkan dulu. Hal ini juga menjadi rekomendasi World Health Organization (WHO) untuk melakukan penutupan sekolah," ucap Aman saat dihubungi Tempo.co, Sabtu, 14 Maret 2020.

"Saat ini sudah ada kasus anak-anak yang kena jadi untuk kondisi seperti ini tidak memandang usia semua bisa kena. Balita justru lebih rentan dan harus dilindungi."

Aman juga mengimbau agar semua pihak terlibat dalam menangani kasus positif COVID-19 baik pemerintah pusat maupun daerah, dan tentu saja termasuk di keluarga masing-masing.

"Tolong dong semuanya, kalau kita sayang dengan 90 juta anak Indonesia, saya menyarankan lockdown paling tidak kota-kota yang saat ini ada penderita. Jangan sampai kalau sudah kejadian baru menyesal," tegasnya.

Lokcdown adalah kebijakan dari pemimpin suatu negara mengunci suatu kawasan dalam waktu yang ditentukan untuk mencegah orang keluar dan masuk. 

Meski demikian, Aman mengingatkan agar menanggapinya dengan tidak panik, tapi tetap berusaha. Ia mengimbau terapkan pola hidup bersih dan sehat di rumah, anak-anak sebaiknya tidak dibawa ke pusat keramaian termasuk mal. "Selain itu, anak jangan dibiasakan cium tangan kepada yang lebih tua dan anak balita jangan dicium-ciumin lagi," imbaunya.

Termasuk juga imbauan para orang tua yang harus bekerja dan terekspos keramaian dengan keramaian. Sampai rumah lalu mandi, ganti baju, dan cuci tangan. "Perlu diperhatikan energi kalau anak sakit itu lebih-lebih, orang tua berisiko sakit. Ketika anak sakit satu keluarga bisa sakit," tandas Aman.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."