Penderita GERD, Waspadai 6 Ciri Asam Lambung Naik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Biasanya penderita Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD kerap merasa mual, nyeri di ulu hati, hingga rasa pahit di tenggorokan. Jika normalnya diafragma bisa menahan asam lambung naik ke kerongkongan, hal ini gagal dilakukan pada penderita GERD.

Ciri-ciri asam lambung naik perlu diketahui secara spesifik oleh penderita GERD karena kadang gejala ini mirip dengan penyakit seputar pencernaan lainnya. Apabila ciri-ciri asam lambung naik ini terjadi sekitar 2-3 kali dalam sepekan, itu adalah alarm untuk segera memeriksakan diri.

Pada penderita GERD, sangatlah wajar mereka merasa perut mual atau kembung seusai makan. Hal ini terjadi karena otot di bawah saluran ke lambung lemah atau longgar. Akibatnya, asam lambung bergerak naik kembali ke tenggorokan.

Berikut ciri-ciri asam lambung naik untuk penderita GERD

1. Heartburn

Meskipun namanya heartburn, namun gejala ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah pada jantung. Menurut American College of Gastroenterology, heartburn adalah keluhan pencernaan yang paling umum dirasakan setidaknya 60 juta warga Amerika Serikat setiap bulannya.

Saat heartburn terjadi, dada akan terasa nyeri dan terbakar. Biasanya, hal ini terasa seusai makan dan bisa memburuk saat duduk atau berbaring. 

Perlu diingat bahwa perut memang bisa tahan menghadapi asam lambung. Namun tidak demikian halnya dengan pipa kerongkongan, saluran antara mulut ke lambung. Itu sebabnya ketika asam lambung mengenai pipa kerongkongan, penderitanya akan merasa nyeri seperti terbakar.

2. Sulit menelan

Penderita GERD kerap mengalami sulit menelan atau istilah medisnya disfagiaKetika hal ini terjadi, sensasi yang terasa adalah makanan seakan melekat di sepanjang kerongkongan. Akibatnya, makanan tidak kunjung turun ke lambung.

Jika rasa sulit menelan ini terjadi karena makanan tidak benar-benar dikunyah atau menelan terlalu cepat, itu wajar.

Namun menjadi tidak wajar apabila sensasi sulit menelan ini terjadi terus menerus karena kerongkongan mengalami iritasi atau luka. Selain itu, disfagia terjadi karena jaringan esofageal – membran tipis di tengah kerongkongan – tidak lagi berfungsi optimal.

3. Regurgitasi

Ciri-ciri asam lambung naik berikutnya adalah regurgitasi. Ini adalah rasa pahit akibat asam yang terasa di bagian belakang mulut atau kerongkongan. Setidaknya 80 persen penderita GERD akan merasakan regurgitasi sesuai makan. 

Regurgitasi sangat mirip dengan sensasi yang dirasakan ketika seseorang hendak muntah namun tidak jadi. Mulut akan merasakan pahit atau asam dari makanan yang baru saja ditelan.

Hal yang menjadi pemicu regurgitasi di antaranya adalah membungkuk setelah makan, berolahraga tanpa pemanasan, makan dengan porsi besar, bahkan bisa terjadi secara tiba-tiba.

4. Bau napas tidak sedap

Bau napas tidak sedap bukan hanya terjadi ketika seseorang belum makan atau tidak sempat membersihkan mulut. Pada penderita GERD, bau napas yang tidak sedap juga merupakan ciri-ciri asam lambung naik. Biasanya, bau napas tidak sedap terjadi bersamaan dengan regurgitasi.

5. Batuk kronis

Rupanya, batuk kronis juga bisa menjadi salah satu ciri-ciri asam lambung naik. Logikanya, batuk adalah reaksi iritasi dalam tubuh sebagai respons masuknya benda asing. Bagi penderita GERD, batuk terjadi sebagai bentuk pertahanan ketika ada asam lambung yang terdeteksi di sekitar laring, saluran pernapasan yang membawa udara ke trakea.

Selain itu, batuk juga bisa jadi reaksi refleks tubuh terhadap apa yang terjadi di sistem pencernaan bagian atas.

6. Panas dalam

Satu lagi ciri asam lambung naik bagi penderita GERD bisa merasakan panas dalam atau nyeri ketika menelan. Hal ini terjadi karena asam lambung yang naik bisa menyebabkan iritasi pada pita suara.

Seringkali, gejala ini semakin terasa di pagi hari setelah berbaring tidur selama berjam-jam. Biasanya, rasa sakit ini mereda saat siang dan sore hari. Pemicu utamanya adalah iritasi yang terjadi secara konstan pada tenggorokan seseorang.

Asam lambung naik, bisa diantisipasi dengan cara makan dalam porsi kecil dan sering, tidak langsung berbaring setelah makan, menurunkan berat badan apabila terdeteksi kelebihan berat badan atau obesitas hingga menghindari makan sebelum waktu tidur.

Minnuman yang sebaiknya dihindari adalah alkohol, soda, kopi, dan teh. Berhenti atau batasi merokok, dan hindari konsumsi makanan seperti tomat, cokelat, mint, bawang putih, atau makanan pedas dan berlemak.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."