Ayla Dimitri Gemar Belanja Online, Ini 2 Tipsnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ayla Dimitri. Instagram.com/@ayladimitri

Ayla Dimitri. Instagram.com/@ayladimitri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pembuat konten dan fashion influencer Ayla Dimitri mengaku gemar belanja di toko online atau e-commerce. Produk mode yang dicarinya antara lain tas, sepatu, dan baju luaran atau outer

"Aku doyan tiap sebelum tidur cek apa saja yang terbaru," kata Ayla seraya tertawa di acara "Every-Wear Style with Shopee" di Jakarta, Rabu, 12 Desember 2020.

Tips dari Ayla bagi Anda yang ingin belanja di toko online adalah membaca keterangan dari pembeli dan ulasan-ulasan pembeli sebelumnya. Selain itu, kenali ukuran tubuh dan jeli saat membaca keterangan dari pembeli agar ukurannya tepat ketika dipakai.

Ketika membeli sepatu, ia memperhatikan betul ukuran sepatu yang ditulis oleh penjual agar muat dan nyaman dipakai. Ukuran yang pas di kakinya mungkin berbeda di setiap merek, tapi bila Ayla sudah tahu persis ukuran yang tepat di merek tertentu, ia tak segan membeli di e-commerce yang lebih praktis.

"Soal ukuran, kalau sudah tahu brand, aku tahu size untuk kakiku berapa. Kalau mau coba brand baru, pasti penjualnya nulis dimensinya berapa senti," ujarnya.

Produk mode menjadi salah satu dagangan yang laris manis di toko online. "Kata kunci yang paling favorit dicari adalah sepatu, tas dan jaket," kata Head of Fashion & Lifestyle Shopee Indonesia Adi Rahardja.

Transaksi barang-barang di dalam kategori fesyen di Shopee melonjak tajam pada musim diskon 12 Desember 2019 lalu, kata Adi. Dibandingkan momen diskon 2018, jumlah transaksi tahun lalu naik hingga 2,5 kali lipat.

E-commerce itu kembali akan menggelar diskon, kali ini fokus pada kategori fesyen yang berlangsung hingga 3 Maret 2020. Shopee menggandeng 22 merek sebagai mitra, seperti Berrybenka, Wakai, Edwin, Dr. Kevin, Zoya, Elzatta, Erigo hingga Ramayana.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."