Jumlah Ideal Pemberian Gula pada Anak Menurut Ahli Gizi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo

Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi orang tua yang masih menerka-nerka apakah gula aman untuk anak-anak, ini jawabannya. Gula juga dibutuhkan sebagai salah komponen gizi pada pertumbuhan anak.

Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Saptawati Bardosono, gula juga dibutuhkan anak sebagai sumber energi. Ada dua jenis gula yang perlu diperhatikan, yaitu laktosa yang secara alami terdapat pada air susu ibu atau ASI, susu, dan sukrosa yang selama ini dikenal sebagai gula pasir. 

Laktosa tidak hanya bermanfaat sebagai sumber energi, tapi juga mendukung penyerapan kalsium dan membantu pertumbuhan bakteri baik untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. Laktosa memberi rasa manis pada makanan sebagai penanda adanya kandungan energi. Rasa ini juga yang diperkenalkan pertama kali pada bayi ketika mendapat ASI. 

Ahli gizi Prof Saptawati Bardosono Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat ditemui usai acara Master Class Stimulasi dan Nutrisi Fondasi Penting di Masa Toddler dan Pra-Sekolah untuk Mendukung Masa Depan Anak Indonesia, Senin 27 Januari 2020 (TEMPO/Eka Wahyu Pramita)

"Jadi gula dibagi menjadi dua jenis, yakni laktosa yang secara alami terdapat pada susu memiliki rasa manis yang lebih rendah dibandingkan sukrosa serta efek kariogenik yang juga lebih rendah. Sementara sukrosa memiliki rasa manis namun sering disebut sebagai penyebab utama karies gigi," ucap Saptawati dalam acara Master Class Stimulasi dan Nutrisi Fondasi Penting di Masa Toddler dan Pra-Sekolah untuk Mendukung Masa Depan Anak Indonesia, Senin, 27 Januari 2020.

Jadi, sebenarnya rasa manis telah diperkenalkan sejak kecil melalui ASI, maka wajar jika anak menyukai manis sejak kecil. "Mereka mendapatkan energi dari rasa manis yang akan meningkatkan selera makan," ucap dia.

Namun, rasa manis juga ditambahkan dalam makanan dari sukrosa. Saptawati menyarankan untuk membatasi konsumsi gula jenis sukrosa pada anak. Selain dikhawatirkan bikin sakit gigi juga dapat memicu diabetes melitus dan obesitas. "Idealnya anak usia 2-18 tahun maksimal sebanyak 4 sendok teh atau 4 gram sukrosa sebanyak 16 kalori," ia menyarankan.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."