5 Tips agar Koleksi Pakaian Lebih Ramah Lingkungan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Lemari Pakaian. (askmen)

Ilustrasi Lemari Pakaian. (askmen)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Industri fashion memiliki dampak buruk bagi kelangsungan lingkungan hidup. Pada 15 tahun belakangan, produksi pakaian melonjak dua kali lipat berkat fast fashion, yaitu tren busana di toko ritel dengan alur produksi dan jangka waktu yang cepat.

Australia jadi negara kedua yang paling doyan belanja baju. Rata-rata wanita Australia bisa beli sampai 27 kilogram baju baru tiap tahunnya.

Laman Harper's Bazaar melansir sejumlah kiat supaya koleksi baju Anda di lemari menjadi lebih ramah lingkungan.

1. Cari tahu

Lakukan riset kecil-kecilan siapa yang membuat baju Anda, apakah baju dibuat dengan konsep "keberlanjutan"? Ketahuilah bahan baju Anda. Cari tahu dampak dari produksi bahan tersebut terhadap lingkungan. Apakah bahan itu bisa didaur ulang?

Secara garis besar, bahan baju dibagi jadi tiga: alami, sintetis dan semi-sintetis.

Pilihlah bahan yang diproduksi dengan cara yang lebih ramah lingkungan misalnya pakai katun organik, pewarnaan dengan pewarna alami dan dikemas dengan material yang mudah didaur ulang.

2. Beli baju vintage

Fast fashion sudah jelas beracun bagi lingkungan, studi terbaru menyebut bahwa emisi gas yang dihasilkan akibat produksi tekstil setara dengan 1,2 miliar ton tiap tahun (lebih dari yang dihasilkan oleh pesawat dan kapal laut bahkan jika keduanya digabung).

Anda bisa mencoba beli baju-baju vintage keluaran desainer yang dijual daring untuk mengurangi jejak karbon.

3. Rawat baju

Rawat baju dengan baik agar awet. Simpan dengan benar, jangan terpapar matahari dan lindungi dari jamur. Jika ada baju yang rusak, tahan diri untuk beli lagi.

Perbaiki saja atau jika memang sudah tak mau memakainya lagi sebaiknya dihibahkan alih-alih dibuang.

4. Pikir masak-masak sebelum beli

Kunci dari pakaian ramah lingkungan adalah berinvestasi pada baju yang memiliki umur panjang, yaitu dibuat dengan baik dan tak akan pernah mati gaya. Menurut statistik, rata-rata wanita di Australia hanya memakai 33 persen dari keseluruhan koleksi bajunya dan membuang 23 kilogram baju lain setiap tahun.

Cobalah gerakan tantangan #Pakai30, maksudnya belilah baju yang sekiranya akan dipakai 30 kali lagi atau lebih. Jauhi tren dan pilih baju yang lebih awet dipakai.

5. Donasikan

Donasikan baju yang sudah tak dipakai. Lakukan aturan masuk satu baju keluar satu baju, yang mencegah Anda menambah baju baru tanpa memberikan baju lama.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."