Tips Cuci Pakaian dengan Mesin Cuci, Atur Suhu Air dan Durasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi mencuci pakaian. ism.com

Ilustrasi mencuci pakaian. ism.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada beragam cara untuk membuat pakaian lebih tahan lama, sehingga tak perlu sering membeli. Salah satunya adalah cara mencuci. Durasi dan suhu air yang digunakan saat mencuci sangat mempengaruhi awet atau tidaknya pakaian Anda.

Menurut sebuah studi baru-baru ini oleh University of Leeds di Inggris, mengurangi durasi dan suhu pakaian saat mencucinya dapat memperpanjang masa pakai garmen dan mengurangi jumlah serat mikro yang dilepaskan.

Para ilmuwan termasuk dari University of Leeds mengatakan setiap kali mencuci akan melepaskan ratusan ribu serat-serat mikro atau kecil yang dibuang ke saluran pembuangan.

Serat-serat ini, kata mereka, akan sampai ke pantai dan lautan bertahan selama bertahun-tahun hingga ditelan oleh makhluk laut dan dapat menewaskan banyak orang.

“Kami semakin akrab dengan ancaman lingkungan yang ditimbulkan oleh pakaian cepat pakai, tetapi kami juga tahu bahwa konsumen mengklaim pakaian mereka dapat kehilangan kesesuaiannya, kelembutannya dan warnanya setelah kurang dari lima kali pencucian, yang berarti pakaian tersebut akan lebih cepat tidak terpakai,” kata rekan penulis studi Lucy Cotton dari University of Leeds.

Sebagai bagian dari penelitian, para ilmuwan mencuci 12 kaus berwarna gelap dan delapan kaus berwarna cerah, yang membungkus kotak kain putih untuk menguji ketahanan warna.

Mereka menggunakan mesin cuci domestik konvensional dan deterjen biologis, lalu membandingkan siklus saat mencuci selama 30 menit pada 25 derajat Celcius, dan siklus mencuci selama 85 menit pada 40 derajat Celcius pada putaran 1.600 rpm, masing-masing dilakukan sebanyak 16 siklus.

Para ilmuwan mengulangi dan memvalidasi percobaan dengan banyak cucian kotor yang asli, serta menganalisis bahan kimia terhadap air limbah dari mesin dan masing-masing pewarna yang dicuci dari pakaian. Mereka juga mengumpulkan, menimbang, dan menganalisis serat mikro dalam air limbah.

Berdasarkan analisis, para ilmuwan menemukan bahwa, pada kaus yang dicuci menggunakan siklus yang lebih dingin dan lebih cepat, hanya kehilangan warna lebih sedikit. Menurut mereka, lebih cepat durasi mencuci dan dengan suhu yang dingin dapat mengurangi perpindahan pewarna dari pakaian ke air limbah.

Para ilmuwan juga mencatat, serat mikro dilepaskan ke dalam air limbah selama pencucian yang lebih cepat dan dingin secara signifikan menjadi lebih sedikit. Siklus yang lebih pendek dan lebih dingin mengurangi jumlah pelepasan serat mikro ke lingkungan sekitar setengahnya, dan memangkas jumlah pelepasan zat warna hampir 75 persen.

"Temuan kami dapat membantu mengatasi masalah plastik 'yang tak terlihat' di lingkungan," kata Richard Blackburn, penulis utama studi dari University of Leeds.

“Serat mikro sintetis dilepaskan setiap kali tekstil dicuci dan itu mencakup lebih dari sepertiga semua plastik yang sampai ke laut. Tetapi faktanya, serat mikro dari kapas dan sumber alami lainnya ditemukan dalam jumlah yang lebih besar di laut, kami khawatir tentang dampaknya," kata Blackburn.

Menurut para peneliti, temuan ini dapat membantu konsumen secara aktif mengurangi jumlah serat mikro yang dilepaskan dari pakaian mereka sendiri hanya dengan mencuci dalam durasi yang lebih singkat dan dingin. Dan yang tak kalah penting, pakaian jadi lebih awet.

NURUL FARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."