6 Tanda Bayi Lapar, Perhatikan Wajah, Jari, dan Tangisannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bayi menangis (Pixabay.com)

Ilustrasi bayi menangis (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bayi umumnya menangis ketika menginginkan sesuatu, termasuk saat lapar. Hal tersebut kadang membuat orang tua sulit membedakan apa yang diinginkan sang bayi. Biasanya, orang tua masih belum memahami apakah bayinya menangis karena lapar, mengantuk, ngompol, atau menginginkan hal lainnya.

Sebenarnya, ada beberapa tanda yang bisa dikenali orang tua ketika bayinya merasa lapar. Berikut tanda-tanda umumnya seperti dilansir dari Times of india.

1. Jika bayi Anda terjaga dan waspada, maka itu adalah tanda yang jelas ia menginginkan makanan.

2. Bayi mencoba mendapatkan perhatian Anda dengan menggerakkan tubuh mereka dengan cepat.  Contohnya, mereka akan melemparkan kaki dan tangan mereka ke sekeliling.

3. Jika si kecil terus-menerus memasukkan jari-jarinya ke dalam mulut, maka itu adalah tanda bahwa Anda perlu memberinya makan.

4. Bayi mulai menggerakkan kepala mereka ketika mereka kehabisan kesabaran dan sangat merasa lapar.

5. Bayi juga menunjukkan lewat wajah gelisahnya saat lapar.

6. Menangis keras adalah tanda yang jelas dan paling umum dari semua. Ini adalah pilihan terakhir yang dibuat oleh bayi untuk menarik perhatian kita.

Bagaimana jika bayi Anda menangis bahkan setelah menyusui? Menangis adalah salah satu tanda kelaparan yang paling umum, tetapi kadang-kadang bisa disebabkan oleh beberapa alasan lain.

Jika si kecil merengek bahkan setelah minum susu, maka mungkin karena beberapa alasan lain. Sebagian besar setelah menyusui bayi merasa mengantuk, jadi cobalah untuk membuat mereka tidur.

Jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda kelaparan terus-menerus selama lebih dari beberapa hari, berkonsultasilah dengan dokter anak anak Anda. Juga, jika bayi Anda terlalu mengantuk dan Anda harus membangunkannya setiap waktu untuk memberinya makan, maka Anda harus membicarakannya dengan dokter spesialis anak.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."