Diet dengan Makan Lima Kali dalam Sehari, Apa Bisa?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selain rutin berolahraga, diet salah satu cara yang paling banyak ditempuh mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan. Banyak metode diet yang beredar, tapi kebanyakan mengurangi porsi dan frekuensi makan secara bersamaan. Bagaimana jika diet, tapi makannya lima kali sehari? Jangan langsung berkenyit dahinya dan bertanya-tanya memang bisa, cek dahulu ulasan berikut. 

Melansir dari berbagai sumber, seperti namanya, diet ini dilakukan dengan makan lima kali dalam sehari untuk mendapatkan gizi dan kalori yang lebih tinggi dari biasanya sepanjang hari. Asupan gizi yang tinggi akan membantu pertumbuhan dan pemulihan otot yang lebih cepat, sementara asupan kalori yang tinggi akan membantu memperbesar otot. Menurut diet ini, Anda harus makan setiap tiga jam atau lebih, dan makanan harus terdiri dari makronutrien, terutama protein.

Makan lebih sering dalam sehari diklaim meningkatkan metabolisme Anda. Dengan makan lebih sering, tubuh Anda didorong untuk bekerja lebih keras agar bisa membakar dan memanfaatkan kalori.

Selain itu, asupan kalori sejalan dengan massa otot. Semakin banyak makanan yang Anda konsumsi, semakin tinggi surplus kalori, semakin besar pula massa dan ukuran keseluruhan.

Lalu, dengan metabolisme yang lebih cepat, tubuh Anda akan membakar lebih banyak lemak, sementara kalori akan membantu menjaga massa otot Anda. Itulah sebabnya sebagian orang yang ingin menurunkan berat badan memilih makan lima atau enam kali sehari dalam porsi yang lebih kecil.

Diet ini pernah dijalani juru masak, pembawa acara, yang juga pengusaha restoran asal Inggris, Gordon Ramsay. Ia berhasil menurunkan berat badan hamper 25 kilogram dengan makan lima kali sehari dalam porsi kecil.

“Saya makan lima kali sehari, tetapi sedikit dibandingkan dengan sarapan besar, makan siang besar, dan makan malam besar," kata Gordon Ramsay.

Namun, sebuah penelitian membuktikan bahwa frekuensi makan tak berpengaruh terlalu signifikan pada massa otot. Sebab, tingkat metabolisme tubuh saat makan lima kali sehari akan sama saja dengan ketika makan dua atau tiga kali sehari jika total kalori yang jumlahnya sama.

Jadi, frekuensi makan tidak memengaruhi metabolisme, laju pembakaran lemak akan sama untuk jumlah kalori yang sama. Mau mencoba?

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."