Tips Memilih Madu bagi Ibu Hamil, Hindari Madu Tak Dipasteurisasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi madu. shutterstock.com

Ilustrasi madu. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa ibu hamil takut mengkonsumsi madu karena dikhawatirkan menyebabkan botulisme. Madu dikenal sebagai bahan alami dan menyehatkan. Namun, adanya anggapan mengkonsumsi madu dapat menyebabkan botulisme (keracunan akibat bakteri Clostridium), membuat ibu hamil takut mengkonsumsinya. Hal ini tentu saja tidak tepat.

Perlu Anda ketahui bahwa mengkonsumsi madu saat hamil merupakan hal yang aman. Bahkan berdasarkan American College of Obstetricians and Gynecologist, madu tidak tercantum dalam daftar makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil. Terdapat dua alasan utama mengapa ibu hamil aman mengkonsumsi madu, yakni:

1. Sistem pencernaan ibu hamil dapat mengendalikan bakteri

Sistem pencernaan orang dewasa telah terbentuk dengan baik. Adanya flora pelindung dalam usus orang dewasa dapat mencegah spora bakteri Clostridium berkembang menjadi botulisme. 

Semakin banyak flora pelindung, maka semakin sedikit ruang bagi bakteri untuk tumbuh. Botulisme pun tidak dapat tumbuh di saluran pencernaan yang sehat. Meski sistem kekebalan tubuh wanita dapat turun selama kehamilan, namun dalam kehamilan yang normal dan sehat tak akan ada perubahan pada flora pencernaan yang menyebabkan risiko botulisme meningkat.

2. Racun botulisme tidak menular ke janin

Terdapat sebuah artikel di Canadian Family Physician yang menjelaskan bahwa toksin atau racun botulisme tidak mungkin melewati plasenta dan mencapai janin karena berat molekulnya. Ini berarti ibu hamil yang mengonsumsi madu tak akan menyalurkan spora botulisme pada janinnya, meski terdapat spora tersebut di dalam tubuhnya. 

Fakta bahwa racun botulisme tak dapat melewati plasenta, membuatnya aman dikonsumsi selama kehamilan karena tidak memiliki efek negatif pada janin. Selain itu, botulisme yang terjadi selama kehamilan juga sangat jarang terjadi. Pada kasus-kasus yang jarang, dilaporkan bahwa tak ada bukti cacat lahir pada bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil yang tertular botulisme. 

Meski mengkonsumsi madu untuk ibu hamil aman, namun sebagian dokter menyarankan agar ibu hamil menghindari madu yang tidak dipasteurisasi untuk mengurangi risiko terkena spora botulisme. Akan tetapi, pasteurisasi tidak dapat membunuh semua spora dalam madu karena spora cukup kuat dan dapat bertahan hidup selama beberapa jam saat direbus.

Madu yang dipasteurisasi juga diduga dapat merusak enzim dan zat bermanfaat lainnya yang terkandung dalam madu, sehingga mengurangi gizi dan manfaatnya untuk kesehatan. Oleh sebab itu, tidak semua ahli sepakat jika ibu hamil menghindari madu yang tidak dipasteurisasi. Sebaiknya, konsultasikan pada dokter dalam menentukan madu untuk ibu hamil yang sebaiknya Anda konsumsi.

Selain itu, ibu hamil yang memiliki masalah pencernaan seperti radang usus, harus berhati-hati dalam mengkonsumsi madu karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko infeksi. Semua kondisi yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang tidak berfungsi dengan baik juga dapat mempengaruhi risiko berkembangnya botulisme pada ibu hamil.

Jika Anda mengkonsumsi antibiotik selama kehamilan dan ingin mencoba mengonsumsi madu, harus hati-hati karena dapat berdampak pada flora normal di usus yang membuatnya rentan terhadap berbagai jenis infeksi. Sebab itu, Anda diharuskan berkonsultasi pada dokter untuk memastikan apakah boleh mengkonsumsi madu atau tidak.

Penting juga untuk mengingat bahwa madu mengandung banyak gula. Jika Anda ingin menjaga berat badan selama kehamilan atau memiliki diabetes gestasional, sebaiknya hindari mengkonsumsi madu secara berlebihan.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."