3 Kiat Membuat Hidung Lebih Mancung Tanpa Operasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi hidung mancung. shutterstock.com

Ilustrasi hidung mancung. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tampilan hidung mancung dipercaya bisa meningkatkan penampilan dan rasa percaya diri. Tak heran bila sebagian orang yang merasa kecewa dengan bentuk hidungnya bahkan rela melakukan segala cara untuk memancungkan hidung. Mulai dari cara alami hingga operasi plastik.

Salah satu cara memancungkan hidung alami yang berkembang di masyarakat adalah dengan mencubitnya. Benarkah langkah ini membuahkan hasil? Hidung merupakan salah satu organ pada wajah yang memiliki peran penting bagi manusia, dari bernapas hingga mencium aroma. Hidung sudah terbentuk sejak awal perkembangan janin, bahkan akan terus berkembang setelah bayi lahir ke dunia. 

Ketika lahir, hidung bayi mungkin akan berbentuk pesek. Bentuk hidung ini umumnya akan berlangsung sementara, yakni sekitar beberapa minggu atau bulan. Selanjutnya, hidung dapat tumbuh dan berubah bentuk.  Keseluruhan proses pembentukan tulang hidung akan berakhir pada usia 10 tahun. Kemudian, ukuran hidung akan terus berkembang secara perlahan seiring bertambahnya usia seseorang. 

Pada wanita, perkembangan hidung akan berhenti pada usia 15-17 tahun. Sementara pada pria, perkembangan hidung akan berhenti pada usia 17-19 tahun. Banyak orang tua yang percaya bahwa mencubit batang hidung buah hatinya sebagai salah satu cara memancungkan hidung. Lantas, benarkah mencubit hidung dapat membuat hidung mancung?

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membenarkan bahwa tindakan mencubit dan memijat merupakan cara memancungkan hidung alami, termasuk pada bayi. Alih-alih mendapatkan hidung yang mancung, tindakan tersebut justru dapat menimbulkan cedera. Apalagi jika mencubit hidung dilakukan berulang kali dan terlalu keras. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."