Makan Kacang Bisa Cegah Kelebihan Berat Badan di Kala Tua

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kacang-kacangan. Unsplash/Peter Feghali

Ilustrasi kacang-kacangan. Unsplash/Peter Feghali

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Siapa di antara Anda yang gemar makan kacang sebagai camilan? Atau sebaliknya, sedikit risau mengonsumsi kacang karena mitos yang bilang bikin wajah berjerawat. Yuk, simak terlebih dahulu studi terbaru tentang kacang yang terkait menjaga berat badan ideal. 

Dua studi klinis menunjukkan satu porsi kacang setiap hari dapat menahan berat badan ekstra yang cenderung menumpuk saat seseorang tumbuh dewasa. Kacang menunda pengosongan perut, sehingga menekan rasa lapar dan membuat seseorang merasa kenyang lebih lama. Selain itu, serat kacang lebih baik mengikat lemak di usus, yang menyebabkan lebih banyak kalori dikeluarkan.

Salah satu studi ini dipublikasikan dalam jurnal, BMJ Nutrition, Prevention & Health pada 2018, seperti dilansir dari laman Medical Daily. Dalam studi, lebih dari 155.000 pria dan wanita di seluruh Amerika Serikat terlibat.

Analisis data memperlihatkan, mengonsumsi setidaknya setengah porsi kacang sehari berhubungan dengan pencegahan penambahan berat 0,74 kilogram atau berisiko 23 persen lebih rendah mendapatkan lima kilogram atau lebih dan risiko obesitas selama periode empat tahun.

Para peneliti menduga, mengunyah kacang membutuhkan banyak upaya, membuat orang lebih kecil kemungkinannya untuk makan apa pun. Tentu saja, kacang tinggi serat, yang meningkatkan rasa kenyang.

Studi juga mengonfirmasi kacang-kacangan yang tinggi lemak tak jenuh membantu mengubah kalori menjadi energi dengan laju yang lebih cepat.

"Hasil studi kami menunjukkan peningkatan konsumsi total kacang-kacangan atau semua jenis kacang (termasuk kacang tanah) dikaitkan dengan berkurangnya penambahan berat badan jangka panjang," kata para peneliti.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."