Tanda Rambut Rontok Parah dan Cara Merawatnya

foto-reporter

Editor

Bahasa Prodik

google-image
Ilustrasi rambut rontok.

Ilustrasi rambut rontok.

IKLAN

INFO CANTIKA — Suatu hal yang wajar jika seseorang mengalami rambut rontok karena menjadi bagian dari proses matinya rambut. Tercatat, rambut manusia akan mengalami sekitar 50-100 helai yang rontok setiap hari. menjadi bagian dari proses matinya rambut. Yang perlu diwaspadai adalah jika rambut rontok usai keramas, di atas bantal ketika bangun tidur, saat menyisir, ataupun saat menyapu lantai rumah.

Tanpa disadari, kerontokan rambut dapat disebabkan karena sampo yang digunakan sehari-hari kurang menutrisi. Karena, rambut yang ternutrisi dengan baik cenderung lebih kuat dan tidak mudah rontok. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih sampo yang dapat menutrisi rambut dan kulit kepala secara menyeluruh, seperti PANTENE Shampo Perawatan Rambut Rontok Kandungan Pro-Vitamin dan Teknologi Keratin Blockers-nya, yang mampu membantu melindungi rambut patah dari kerusakan, serta membantu menguatkan rambut dari akar hingga ke ujungnya. 

Presented by Pantene

Selain itu, dokter dan presenter dr Oz Indonesia, Alberta Claudia Undarsa, mengatakan penyebab rambut rontok berlebihan bisa dari dalam maupun luar tubuh. Misalnya mengikat rambut secara berlebihan dan rutin dilakukan setiap hari, bisa memicu kerontokan pada rambut.

“Sebab ketika mengikat rambut terlalu kencang, itu menarik rambut lepas dari rumahnya, folikel. Bisa juga membuat tampilan dahi jadi melebar karena penipisan rambut dan hair line melebar,” kata  lberta Claudia Undarsa dalam acara “Dove Bantu Wanita Indonesia Temukan Kekuatan dari Dalam Diri Melalui Dove Zona Kuat” di Mal Kota Kasablanka, Selasa, 5 Maret 2019 lalu.

Selain itu, hormon, stres, makanan, pasien kanker karena kemotrerapi, dan faktor usia bisa memicu rambur rontok dari jumlah normalnya. “Kebanyakan pemicu kerontokan rambut berlebihan pada pasien perempuan yang saya temui adalah stres, hormon, dan usia. Ketika perempuan di usia 30-an, pertumbuhan rambut sedang prima. Saat memasuki usia 40-50 tahun akan mengalami penurunan sekitar 10 persen hingga 20 persen,” ujar dokter Alberta.

Langkah-langkah penanganan yang bisa dilakukan, antara lain dengan membiasakan rambut terkena paparan sinar matahari untuk vitamin D yang dibutuhkan kulit kepala rambut. Selain vitamin D, rambut juga membutuhkan kandungan protein, vitamin B yang mengandung antioksidan, vitamin E untuk menambahkan suplai peredaran darah, sehingga melancarkan nutrisi pada rambut, serta vitamin A dan zat besi. “Tren diet wanita saat ini juga harus memperhatikan apakah nutrisi itu tercukupi untuk seluruh anggota tubuh, termasuk rambut. Kadang kesehatan rambut tidak terlalu diperhatikan," ucapnya.

Oleh karena itu, dokter Alberta menyarankan banyak mengkonsumsi makanan dengan kandungan protein, vitamin A, D, E, dan B untuk memperbaiki kerontokan rambut yang berlebihan. “Olahan daging juga baik untuk memperbaiki rambut rontok. Tapi perlu diingat, jangan mengkonsumsi vitamin A secara berlebihan karena berisiko pada kesehatan rambut. Hindari pula terlalu banyak menyantap makanan berminyak karena bisa meningkatkan produksi minyak atau sebum di kulit kepala,” katanya.

Untuk intensitas keramas, disarankan dua sampai tiga hari sekali. Menurut dr Alberta, pentingnya dalam keramas adalah pijatan. Sebab pijatan tersebut meningkatkan peredaran darah, sehingga membantu penyebaran nutrisi ke rambut dan menguatkan rambut. Namun, bila Anda terlalu sering keramas, seperti dua kali dalam sehari bisa mendorong bertambahnya produksi minyak di kulit kepala. Berujung pada kondisi rambut lepek dan lembap yang mengganggu kesehatan dan tampilan rambut.

“Selain soal keramas, jangan pula malas menyisir rambut usai keramas. Bila dibiarkan rambut kusut baru kemudian disisir, bisa lebih rentan menyebabkan rambut patah dan kerontokan. Imbangi pula kegiatan styling rambut, seperti catok, smoothing, coloring, dan bleaching rambut dengan vitamin dan suplemen alami dari luar tubuh, seperti lidah buaya dan minyak esensial alami,” kata dokter Alberta. (*)

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."