Jameela Jamil Ajak Publik Berhenti Memikirkan Bentuk Tubuh

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Jameela Jamil. Instagram/@jameelajamilofficial

Jameela Jamil. Instagram/@jameelajamilofficial

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jameela Jamil sangat vokal menyuarakan gerakan body positive di media sosial. Dia mengajak semua orang mulai dari selebritas hingga merek yang mempromosikan mode diet yang tidak sehat dan standar kecantikan.

Meski begitu, dia tidak menganggap aktivitismenya sebagai body positive tapi "ambivalensi tubuh" atau "netralitas". "Aku tidak pernah memikirkan tubuhku," katanya kepada Glamour dalam sebuah wawancara baru-baru ini. "Dan karena itu, aku bersumpah pada Tuhan, aku tidak akan pernah bisa mendapatkan kesuksesan yang aku miliki sekarang. Itu terbuka sepanjang waktu ini karena aku menghabiskan berjam-jam sehari memikirkan makananku."

Dia mendorong para pembaca untuk "berhenti berpikir" tentang tubuh mereka. "Bayangkan saja tidak memikirkan tubuh Anda. Anda tidak membencinya. Anda tidak menyukainya. Anda hanya kepala yang mengambang."

Meski berniat baik, bintang The Good Place ini juga menuai kritik atas apa yang disebut sebagai bentuk aktivisme "sesat" karena menyerang sesama selebritas lain, terutama keluarga Kardashian Jenner. Jamil tidak setuju, dan mengatakan dia sebenarnya tidak mencoba menyerang siapa pun, tetapi hanya meningkatkan kesadaran.

"Aku tidak membenci gadis-gadis itu. Aku hanya ingin mereka berhenti menjual obat pencahar," katanya seperti dilansir dari  laman Papermag. "Hanya itu yang aku coba lakukan. Aku tidak mencoba menyerang siapa pun. Tetapi jika kamu memiliki banyak kekuatan dan pengaruh dan uang, dan kamu menggunakan milikmu secara tidak bertanggung jawab, dan orang lain tidak menyadari bahwa mereka ' sedang menjual bohong, aku akan melawannya. "

Dia lebih jauh membela pendekatannya dengan mengatakan bahwa, dia sendiri melihat hal itu sebagai kesempatan belajar. "Aku memanggil orang-orang dengan cara yang sama seperti ketika aku dipanggil," katanya. "Aku tidak duduk di sana dan memerankan korban jika aku melakukan kesalahan. Aku hanya menganggap itu sebagai kesempatan untuk belajar. Aku merasa seolah-olah diberi kepercayaan bahwa aku bisa melakukan yang lebih baik."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."