CANTIKA.COM, Jakarta - Saatnya berdamai dengan diri sendiri lewat body positivity, yoga, dan journaling Apakah kamu pernah relate, pas sedang bercermin, terus langsung fokus ke bagian tubuh yang kamu enggak suka atau enggak sesuai ekspektasi kamu atau merasa body insceurity? Entah lengan kamu, atau pipi kamu yang semakin chubby, atau stretch mark yang tiba-tiba ada di bagian tubuh dan bikin kamu makin insecure.
Tenang, kamu enggak sendiri kok. Banyak dari kita, terutama perempuan Gen Z, yang tentu pernah merasakan hal tersebut, Dan jujur, pasti itu capek banget.
Di tengah gemparan konten beauty standard dan “body goals” yang seringkali tidak realistis, kita justru menjadi semakin jauh dari self love atau mencintai diri kita sendiri. Padahal, kita semua punya hak untuk nyaman dengan tubuh kita sendiri, tanpa perlu terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain dan standar kecantikan yang tidak realistis.
Melalui kampanye sosial Beauty in All Shapes, anggota komuntas Sundararupa, Kendra Dhiya Ulhaq mengatakan ingin mengajak kamu agar mulai berdamai dan menerima tubuhmu apa adanya. Sebab pada kenyataannya, setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda, namun masing-masing memiliki keindahan dan nilai yang layak untuk dirayakan.
Body Insecurity: Perasaan yang Diam-diam Mengikis
Ilustrasi perempuan bertubuh mungil. Foto: Freepik.com/8photo
Artikel Terkait:
Tips Padu Padan Memakai Topi untuk Perempuan Agar Tetap Stylish
Menurut Kendra, body insecurity itu tidak selalu datang dengan suara keras. Terkadang, hal itu muncul pelan-pelan, dari komentar kecil kayak “kok kamu makin berisi ya?”, dari komentar di media sosial, seseorang yang memiliki tubuh ideal, lingkungan sekitar, atau bahkan dari inner voice kita sendiri yang suka terlalu jahat mengikuti patokan standar kecantikan yang ada.
"Masalahnya, semakin lama kita biarin, perasaan insecure itu bisa menumpuk dan bikin kita jadi nggak percaya diri. Yang mana kita mulai nutupin tubuh kita, enggak percaya diri keluar rumah atau ketemu orang, ngerasa enggak layak dicintai, dan bahkan ngerasa harus berubah biar bisa diterima pandangan masyarakat," ucapnya melalui siaran pers, Senin, 26 Mei 2025.
Padahal, menurut Kendra tubuh kamu selama ini sudah berusaha nemenin kamu melalui banyak hal, jadi sekarang waktunya kamu mulai aware dengan tubuhmu, bersyukur, serta berterimakasih dengan tubuh yang sehat karena masih bisa berfungsi positif.
Self-Acceptance: Bukan Pasrah, Tapi Menerima
Self-acceptance itu bukan berarti “yaudah lah, pasrah aja emang gue kayak gini”, lalu berhenti memperhatikan diri. Tapi ini tentang bagaimana kita memulai lebih menghargai diri sendiri dan merawat diri kita sendiri. Bukan hanya semata mata kita ingin menjadi versi ideal menurut orang lain, tapi karena kita layak mendapatkan perawatan dan cinta dari diri kita sendiri.
Kita boleh memiliki tujuan untuk hidup lebih sehat, tapi jangan sampai niat itu datang dari mengikuti standar kecantikan yang tidak realistis. Mulailah dari rasa sayang. Karena ketika kamu menerima diri apa adanya, kamu juga lagi membuka pintu untuk jadi versi terbaik dari dirimu sendiri, tanpa adanya tekanan.
Yoga dan Journaling: Kombinasi Self-Care yang Bermakna
Ilustrasi journaling. Freepik.com/Wayhomestudio
Jika kamu masih ragu harus memulai perjalanan self-care dari mana, yoga dan journaling bisa jadi titik awal yang tepat. Bukan hanya sekadar aktivitas estetis yang viral di media sosial, keduanya bisa menjadi ritual penyembuhan yang sangat pribadi dan mendalam.
Melalui yoga, kamu diajak untuk benar-benar hadir di saat ini, menyadari setiap tarikan napas, gerakan tubuh, dan perasaan yang muncul. Dari sana, kamu bisa melihat bahwa tubuhmu punya kekuatan, kelenturan, dan layak untuk dihargai, apapun bentuknya.
Sementara journaling memberikan tempat yang aman untuk menuangkan isi hati. Kamu bisa menulis apa saja: kekesalan, keresahan terhadap tubuh, atau hal-hal kecil yang membuatmu bersyukur. Perlahan, kamu akan memahami bahwa kamu pantas merasa cukup, tanpa harus menjadi versi ideal yang tak nyata.
Yuk, Bareng-bareng Re-definisi Arti Cantik
Cantik itu nggak bisa didefinisikan lewat satu ukuran saja. Bukan soal bentuk tubuh, ukuran jeans, warna kulit, atau tinggi badan. Karena sejatinya, cantik itu muncul saat kamu bahagia jadi diri sendiri, percaya diri, dan bisa tersenyum tanpa terbebani omongan orang lain yang enggak membangun. Cantik adalah saat kamu berani berdiri dan bilang, “Aku cukup, dengan segala yang aku punya.”
Lewat kampanye Beauty in All Shapes yang digagas komunitas Micro Mindfulness dan Sundararupa mereka ingin ngajak kamu buat tidak hanya belajar menerima diri sendiri, tapi juga jadi support system buat perempuan lain yang lagi berjuang dengan body image-nya. Sebarkan energi positif, mulai dari langkah kecil, dari dirimu sendiri.
Mulai sekarang, yuk rawat tubuhmu dengan lebih penuh kesadaran. Bisa lewat yoga, journaling, tidur yang cukup, atau sesederhana menyampaikan kata-kata positif ke diri sendiri di depan cermin. Apa pun bentuknya, setiap langkah kecil itu berarti. Karena meski wujud tubuh kita berbeda-beda, setiap versi punya kecantikannya sendiri yang layak dirayakan.
Pilihan Editor: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini 5 Tips Healing Murah yang Bisa Kamu Lakukan
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika