5 Cara Menghindari Argumen Negatif dengan Rekan Kerja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wawancara calon karyawan. spoki.lv

Ilustrasi wawancara calon karyawan. spoki.lv

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Argumen atau konflik dengan rekan kerja tidak dapat dihindari. Perbedaan pendapat itu wajar, tapi tergantung pula bagaimana cara kita menyampaikannya. Bisa saja berujung pertengkaran, belum lagi terpengaruh faktor emosi seperti sedang masa menjelang haid. Tapi jangan pula Anda menghindari sesi argumen saat rapat atau diskusi santai sebab menurut para ahli, hal itu penting untuk mendorong suasana kerja yang lebih inklusif dan produktif.

Tetapi tidak semua orang memiliki perdebatan yang sehat dan pandai menata argumennya. Oleh karena itu, intip strategi berikut agar tercipta suasana argumen yang sehat, bukan debat kusir.

Berikut ini sejumlah cara menghindari argumen negatif di kantor seperti dilansir dari laman Times of India.

1. Hindari argumen yang bertele-tele

Cara terbaik untuk memotong argumen negatif adalah dengan tetap berpegang pada kalimat yang lebih pendek. Sebab semakin banyak kita berbicara, semakin kita mendorong orang lain untuk terlibat. Pilihan terbaik adalah menggunakan fakta untuk mengemukakan poin Anda, menghindari tuduhan atau prasangka, dan uraian yang tidak perlu.

2. Kendalikan emosi

Kehilangan emosi atau berteriak pada rekan kerja hanya akan memperburuk keadaan. Sangat penting untuk tetap tenang dan berpikir logis. Pikiran yang gelisah tidak akan pernah membiarkan seseorang mengartikulasikan pendapat dengan lebih baik. Mengekspresikan pandangan tanpa menjadi emosional akan menyampaikan pesan lebih baik dan lebih cepat.

3. Hindari kesombongan

Arogansi hanya memantik argumen negatif. Memiliki sikap ‘saya selalu benar’ atau ‘saya lebih baik daripada Anda’ bisa memperburuk situasi. Dengarkan dengan seksama pendapat rekan kerja Anda, kemudian respons dengan fakta-fakta yang ada.

4. Cari resolusi bersama-sama

Resolusi yang layak dan disepakati kedua belah pihak bisa mengakhiri konflik. Jadi, cari solusi itu bersama-sama secara profesional.

5. Bersikap profesional

Setelah menemukan kesepakatan bersama, itu pertanda argumen itu selesai. Jangan pernah melibatkan orang ketiga di dalamnya atau bergosip dengan rekan kerja lainnya. Penting untuk melanjutkan suasana kerja seperti biasa setelah Anda mengatasi argumen dengan rekan kerja.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."