Obesitas pada Anak Bisa Disebabkan dari Pola Asuh yang Salah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu penyebab kegemukan atau obesitas pada anak bisa dari faktor pola asuh yang tidak tepat. Salah satu contohnya adalah membebaskan anak mengonsumsi makanan tanpa mempertimbangkan faktor gizi. Demikian diungkapkan spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto.

"Salah satu faktor terjadinya obesitas pada anak mereka adalah karena seringkali para orangtua membebaskan anaknya untuk mengonsumsi makanan dengan memberikan uang jajan tanpa mempertimbangkan faktor gizi yang perlu dan tidak perlu dikonsumsi oleh sang anak," kata dokter Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hal yang sama diungkapkan spesialis kedokteran olahraga dari Rumah Sakit MMC Jakarta Zaini K Saragih. Dalam kesempatan yang berbeda, ia mengemukakan bahwa orang tua sering kali tidak memperhatikan kandungan gizi dalam makanan yang diberikan kepada anak. "Diberikan makan oleh orang tuanya, tapi makanannya kebanyakan karbohidrat terus," ucap Dr. Zaini.

Dr Michael juga mengatakan bahwa aktivitas anak yang minim juga merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada anak. Oleh karena itu dia menganjurkan orang tua sering mengajak anak melakukan aktivitas fisik.

"Meningkatkan aktivitas fisik dalam bentuk permainan dan bukan latihan beban yang nantinya meningkatkan risiko cedera, menjaga motivasi anak untuk mau tetap melakukan aktivitas fisik karena latihan yang dilakukan dirasakan sebagai bagian dari permainan dan bukan keharusan melakukan olahraga," tuturnya.

Michael menjelaskan, penanganan obesitas pada orang dewasa dan anak berbeda. Pada orang dewasa, penanganan obesitas bisa dilakukan dengan mengurangi asupan kalori melalui program diet sehat dan meningkatkan aktivitas fisik. Penanganan serupa tidak bisa diterapkan pada anak, karena anak harus mendapatkan asupan gizi cukup untuk pertumbuhan.

Obesitas pada anak akan meningkatkan risiko penyakit seperti resistensi insulin dan DM tipe II, hipertensi, hiperlipidemia, gangguan jantung, gangguan pada hati dan ginjal, dan gangguan sendi.

Keluhan-keluhan yang sering muncul pada mereka yang mengalami obesitas adalah gangguan bernapas, sesak nafas saat tidur, gangguan konsentrasi, mudah lelah yang tentunya akan menurunkan kemampuan belajar, dan ketidakmampuan untuk memobilisasi diri sendiri.

Jika obesitas pada anak terabaikan, maka kualitas angkatan kerja Indonesia pada masa mendatang bisa menurun dan dengan demikian kemampuan kompetisinya juga menurun.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."