8 Pemicu Timbulnya Sakit saat Bercinta, Infeksi di Antaranya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan dengan masalah seks. shutterstock.com

Ilustrasi pasangan dengan masalah seks. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat bercinta, sejumlah perempuan alami rasa sakit atau disebut dispareunia. Hal ini sebenarnya wajar dialami perempuan. Berdasarkan riset American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), setidaknya 75 persen wanita pernah merasakan masalah ini.

Dispareunia adalah nyeri atau rasa sakit yang muncul saat berhubungan intim. Kondisi ini dapat dialami oleh pria maupun wanita, tapi lebih banyak dirasakan oleh wanita. Pada penderita dispareunia wanita, sakit bisa terasa pada bagian vagina, klitoris, maupun labia. Ada banyak hal bisa menyebabkan terjadinya dispareunia, dari masalah fisik hingga psikologis. Namun pemicunya biasa bisa diatasi, sehingga dispareunia yang Anda rasakan tidak berlangsung lama.

Berikut ini sejumlah faktor yang memicu rasa sakit saat berhubungan intim

1. Vagina kering
Ketika berhubungan seksual, kelenjar bartholin yang berada di pintu Miss V akan mengeluarkan cairan yang berfungsi sebagai pelumas. Jumlah cairan yang terlalu sedikit akan membuat vagina kering. Kondisi Miss V yang kering bisa disebabkan oleh kurang pemanasan (foreplay), kista Bartholin, penurunan jumlah hormon estrogen akibat menopause atau melahirkan, serta konsumsi obat-obatan tertentu.

2. Penyakit kulit
Ketika penyakit kulit menyerang hingga kebagian gental, tidak mustahil bagi kaum hawa untuk merasakan Miss V sakit saat berhubungan. Jenis gangguan kulit yang mungkin terjadi meliputi eksim, lichen planus, lichen sclerosus, dan masalah kulit lain di sekitar area kemaluan. Iritasi vagina juga bisa menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan. Misalnya akibat alergi pada bahan pakaian dalam tertentu atau produk pembersih organ kewanitaan.

3. Vaginismus
Vaginismus terjadi karena kontraksi otot dasar panggul. Kondisi ini tak hanya bisa berujung pada Miss V sakit saat bercinta tapi juga rasa sakit ketika memakai tampon maupun saat menjalani pemeriksaan panggul. Kondisi vaginismus sendiri terdiri dari banyak bentuk. Penyebabnya juga beragam, dari faktor medis, emosional, atau keduanya.

Ilustrasi Miss V

4. Luka pada area kemaluan
Apabila Anda mengalami luka pada area genital, dispareunia bisa saja terjadi. Misalnya, luka akibat operasi panggul, sunat perempuan, ataupun pascamelahirkan.

5. Infeksi atau peradangan
Bukan tidak mungkin Anda mengalami peradangan pada vulva. Kondisi ini akan menyebabkan nyeri dan sakit saat berhubungan seks. Peradangan pada vulva bisa terjadi akibat infeksi ragi, infeksi saluran kemih, serta penyakit seksual menular.

6. Kelainan bawaan lahir
Meski jarang, perempuan bisa saja mengalami kelainan pada bentuk vagina sejak lahir. Misalnya, vagina tidak terbentuk sempurna maupun selaput dara yang menghalangi bukaan pada vagina. Kondisi-kondisi ini juga akan memicu munculnya vagina sakit saat berhubungan intim.

7. Prosedur medis tertentu
Proses penyembuhan atau pernah menjalani operasi tertentu bisa juga memicu sakit saat bercinta. Misalnya, setelah operasi panggul, histerektomi, atau terapi penanganan penyakit kanker.

8. Penyakit tertentu
Vagina sakit saat bercinta bisa menjadi indikasi adanya penyakit dalam diri Anda. Berikut contoh-contoh gangguan medis yang ditandai dengan nyeri ketika berhubungan intim, seperti endometriosis, fibroid, kista ovarium, sistitis, sistitis interstitinal, Irritable bowel syndrom atau IBS, radang panggul, dan turun peranakan atau prolaps uteri, yaitu kondisi yang terjadi ketika ada satu atau lebih organ pada panggul yang turun ke vagina.

Selain gangguan fisik, kondisi psikologis Anda pun dapat berpengaruh dan memicu vagina sakit saat berhubungan. Misalnya stres, kondisi ini bisa menyebabkan otot dasar panggul menegang, sehingga memicu nyeri ketika penetrasi terjadi. Cemas, takut, dan depresi bisa menurunkan gairah seks.

Akibatnya, Anda akan mengalami vagina kering maupun vaginismus. Pada perempuan yang pernah menjadi korban kekerasan seksual (misalnya pelecehan atau perkosaan), risikonya untuk mengalami dispareunia juga bisa meningkat. Selain itu, rasa bersalah atau malu dan masalah dalam hubungan dengan pasangan juga bisa memicu dispareunia. Dalam kebanyakan kasus, dispareunia akan berlalu dengan sendirinya. Namun tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ketika Anda mengalami vagina sakit saat berhubungan.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."