9 Ciri Kesehatan Mental Anda Terganggu serta Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan marah. Shutterstock

Ilustrasi perempuan marah. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beragam lika-liku tantangan kita hadapi setiap harinya. Terkadang dalam menyelesaikan satu per satu tantangan kita berupaya sendirian. Memang baik untuk melatih keterampilan dan mengasah potensi diri, tapi tak jarang cara tersebut bisa meningkatkan tekanan emosional maupun psikologis. Bila tak bijak membagi-bagi pikiran, maka kesehatan mental Anda bisa terganggu.

Sayangnya, sebagian orang masih mengabaikan pentingnya menjaga dan mengobati kesehatan mental diri sendiri. "Apa pun yang tidak diobati pada akhirnya akan menjadi lebih buruk," kata seorang terapis pernikahan dan keluarga berlinsensi Kiaundra  Jackson, LMFT seperti dilansir dari laman Bustle.

Sementara menurut psikolog klinis Deborah Offner, kebanyakan orang masih abai dan segan mencari pertolongan ketika kesehatan mental bermasalah, salah satunya karena tuntutan lingkungan untuk menjadi kuat.

"Salah satu alasannya adalah  persepsi umum bahwa kita perlu 'bertahan,' menjadi 'kuat' atau 'mandiri'. Meminta bantuan bisa tampak seperti tanda kelemahan," katanya.

Berikut ini 9 ciri kesehatan mental terganggu disertai solusi yang disarankan

1. Anda merasa tidak sabar dan cepat marah
Perilaku tidak sabar dan cepat marah yang terus-menerus muncul dapat diartikan bahwa Anda tidak tahu apa sebenarnya yang sedang mengganggu Anda. "Cepat marah bisa menjadi tanda depresi atau kecemasan,” kata Offner. Selain itu, kelelahan dapat terjadi jika kesehatan mental Anda tidak tertangani terlalu lama.

2. Mengisolasi Diri
Pada suatu waktu, seseorang memang membutuhkan waktu untuk menyendiri. Namun, ketika Anda sering dan terus-menerus mengisolasi diri sendiri dari teman dan keluarga, itu bisa jadi kesehatan mental Anda yang terganggu. "Mengisolasi diri dari sosial tidak membantu kesehatan Anda sama sekali, jadi carilah bantuan," tulis Psychology Today.

3. Pola makan berubah drastis
Seiring berjalannya waktu, pola makan Anda mungkin saja berubah. Namun, Anda juga harus waspada bila pola makan berubah secara drastis karena menurut Betterhelp kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi dapat mengganggu nafsu makan Anda. Jika merasa nafsu makan terganggu dan tak kunjung membaik, Anda perlu memeriksakan diri apakah masalah kesehatan mental yang mempengaruhi nafsu makan atau bukan.

4. Sangat enggan bekerja
Menurut HelpGuide, kekecewaan dan ketidakpedulian tentang pekerjaan bisa menjadi tanda-tanda kelelahan. Selain itu, depresi dan kecemasan dapat mengganggu kinerja Anda di tempat kerja. Jika ternyata lingkungan tempat kerja Anda tidak baik, hal ini dapat membahayakan kesehatan mental Anda seiring berjalannya waktu.

Meskipun Anda menyukai pekerjaan sendiri, masalah kesehatan mental dapat mengganggu rutinitas Anda dengan berbagai cara. Sebab itu, jangan ragu untuk mencari bantuan kepada teman atau profesional jika Anda merasa tertekan di tempat
kerja Anda.

Ilustrasi wanita tidur di kantor. shutterstock.com

5. Kualitas tidur yang buruk
Menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), hubungan antara kesehatan mental dan gangguan tidur diketahui sangat erat. Sederhananya, masalah kesehatan mental dapat mengganggu  tidur, demikian juga gangguan tidur yang dapat membuat gejala penyakit mental bertambah buruk.

Mencari cara untuk meningkatkan kualitas tidur Anda dapat membantu Anda mengelola kesehatan mental Anda. Namun, jika pola tidur Anda tidak lantas membaik, memeriksakan diri ke dokter atau terapis mungkin bisa membantu Anda.

6. Dorongan seks berubah
Dorongan seks dapat sangat bervariasi, tergantung pada masing-masing individu. Tetapi jika Anda menemukan bahwa dorongan seksual Anda tiba-tiba hilang atau bahkan menyimpang secara  drastis dari norma pribadi Anda, Anda mungkin perlu berbicara dengan terapis tentang apakah ada masalah kesehatan mental yang mendasarinya.

7. Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu Anda pedulikan
Jackson mengungkapkan jika Anda tidak lagi menikmati kegiatan yang biasanya Anda nikmati, itu bisa menjadi pertanda gangguan pada kesehatan mental. Depresi dan kecemasan dapat mengganggu  kehidupan sehari-hari sehingga mengakibatkan kelelahan emosional. Jika kemampuan Anda untuk mengalami kesenangan dalam hidup terasa hilang atau Anda tidak lagi menikmati diri sendiri, pertimbangkan apakah kesehatan mental Anda terganggu atau tidak.

8. Anda mengalami sakit yang tidak bisa dijelaskan
Jika Anda merasa sangat sakit dan seketika hilang dan kembali muncul, mungkin saja perasaan itu berasal dari kecemasan. “Gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan seperti sakit perut dan sakit kepala seringkali merupakan pertanda bahwa Anda mengalami lebih banyak stres daripada yang mungkin Anda sadari," kata Offner.

Cara sederhana untuk mengetahuinya itu merupakan gejala penyakit mental atau bukan, cobalah buat jurnal tentang gejala Anda. Lalu, konsultasikan gejala itu ke dokter umum. Jika tidak ada penjelasan "fisik", ada kemungkinan perawatan harus dilakukan dengan kesehatan mental Anda.

9. Kesulitan berkonsentrasi
Siapa pun bisa mengalami kesulitan fokus jika mengerjakan suatu hal. Namun bila kesulitan fokus ini dialami secara berkelanjutan, NAMI mengungkapkan, ini merupakan pertanda adanya penurunan kesehatan mental. Jika Anda tidak dapat fokus seperti dulu, terutama jika kegiatan Anda jadi terpengaruh, maka memeriksakan diri dengan terapis adalah solusi terbaik.

Terakhir Jackson menegaskan bahwa kebanyakan orang tidak tahu kesehatan mental mereka terganggu. Hal ini dipersulit dengan stigma yang berkembang di masyarakat soal orang dengan masalah kesehatan mental. 

"Butuh keberanian untuk menghadapi masalah Anda dengan cara baru, terutama jika mencari bantuan tidak sesuai dengan keluarga Anda. Tetapi tidak peduli apa tantangan kesehatan mental Anda, bantuan pasti ada - dan tidak apa-apa untuk mencarinya," tutup Jackson.

GALUH PUTRI RIYANTO

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."