Curhat Riset Rinaldy Yunardi Merancang Aksesori Khas Indonesia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Desainer aksesoris kenamaan Indonesia Rinaldy A. Yunardi ikut memeriahkan acara JFFF 2019 dengan menggelar peragaan aksesoris bertajuk 'Aku, Untukmu Indonesia' di Hotel Harris, Jakarta Utara, Rabu 21 Agustus 2019, TEMPO/ Galuh Putri Riyanto

Desainer aksesoris kenamaan Indonesia Rinaldy A. Yunardi ikut memeriahkan acara JFFF 2019 dengan menggelar peragaan aksesoris bertajuk 'Aku, Untukmu Indonesia' di Hotel Harris, Jakarta Utara, Rabu 21 Agustus 2019, TEMPO/ Galuh Putri Riyanto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Proses kreatif desainer busana maupun aksesori menarik untuk ditelusuri kisahnya, salah satunya yang dialami Rinaldy Yunardi. Desainer yang sudah malang melintang di dunia aksesori selama 23 tahun ini mempunyai kisah khusus saat merancang 35 aksesori yang dipamerkan di Jakarta Fashion Food Festival atau JFFF 2019. Rinaldy mencoba putar haluan dengan menciptakan aksesori yang seluruhnya mengambil tema kebudayaan Indonesia. 

Pada kesempatan itu, Rinaldy Yunardi memamerkan 35 koleksi aksesori terbaru yang semuanya terinspirasi dari kebudayaan yang ada di 34 provinsi Indonesia. Ia mengaku menghabiskan waktu  sekitar enam bulan untuk mempersiapkan pagelaran yang bertajuk 'Aku, Untukmu Indonesia'.

Menurutnya, tantangan tersulit yang dihadapinya ialah mencari referensi soal budaya yang ada di 34 provinsi Indonesia. "Kali ini aku belajar dan menggali lebih dalam lagi soal kebudayaan Indonesia. Aku cari tahu ini budaya mana, ciri khasnya apa, milik rumpun suku mana. Walaupun sulit sekali dapat referensi yang lengkap," ungkap Rinaldy di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Demi mempelajari sejarah tiap-tiap suku di berbagai provinsi, Rinaldy mencari sumbernya dari literatur hingga internet. Selain itu, itu mengaku lebih hati-hati saat membuat aksesori dengan ciri khas salah satu provinsi, karena suku dan budaya di Indonesia sangat beragam. 

Koleksi aksesori terbaru milik Rinaldy Yunardi yang dipamerkan di acara JFFF 2019, Rabu 21 Agustus 2019 (dok. JFFF 2019)

"Saya sebenarnya harus hati-hati dan takut salah. Makanya, saya berusaha membedakan dengan apa budaya yang paling menonjol dari provinsi itu. Contohnya kalau Jawa Barat itu kujang, ada yang saya ambil dari motif batiknya juga," tuturnya.

Rinaldy Yunardi menjelaskan lebih lanjut, dalam membuat karya ini, ia lebih mementingkan sesuatu yang autentik dari masing-masing provinsi atau suku. "Saya mencari sesuatu yang autentik dari suku-suku atau budaya di suatu provinsi. Misalnya di Kalimantan, saya ambil rumah Dayak dengan pengaruh budaya Islam. Untuk rumpun Melayu saya ambilnya rumah Padang," papar desainer aksesori berusia 48 tahun itu.

Selama proses kreatifnya, ia jarang sekali menemui buku-buku yang ditulis dan dipublikasi langsung oleh Indonesia sendiri. "Saya sampai datang ke perpustakaan Indonesia dan kosong bukunya. Kalau pun ada itu buatan luar negeri dan tidak lengkap," kata Rinaldy. "Padahal kan kebudayaan Indonesia itu punya arti dan cerita, sampai detail aksesori aja punya cerita. Boleh dibilang tusuk konde itu ada di mana- mana, tapi tiap tempat itu beda-beda maknanya. Nah, bagaimana kita mengenal dan mengetahuinya kalo buku panduannya enggak ada?"

Melalui koleksi aksesori dari 34 provinsi ini, Rinaldy berharap semua masyarakat Indonesia mau bersama-sama mendukung dan memelihara kebudayaan Indonesia. "Sebenarnya kami, para desainer, bukan hanya ingin dagang tapi juga ingin mengeksplor budaya Indonesia lebih jauh lagi. Tentunya di bidang kami masing-masing, yaitu fashion," tandasnya.

GALUH PUTRI RIYANTO

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."