Anak Anemia Defisiensi Besi Berisiko Tubuh Pendek dan IQ Rendah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak mengukur tinggi badan. www.etsy.com

Ilustrasi anak mengukur tinggi badan. www.etsy.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kondisi anak anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi bisa berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif. Sebab zat besi berperan penting pada tumbuh kembang anak di antaranya untuk perkembangan imun, metabolisme energi, sampai ke pertumbuhan otak.

Zat besi termasuk mikronutrien yang berperan penting pembentukan otak sejak bayi dalam kandungan.

“Organ tubuh itu banyak, tapi yang paling penting di usia 1000 hari pertama kehidupan adalah pembentukan otak dan susunan saraf pusat. Hampir 80 persen pertumbuhan otak terjadi di usia 1000 hari pertama kehidupan. Yang dimaksud 1000 hari pertama kehidupan adalah sejak bayi dalam kandungan hingga berusia 2 tahun,” kata dokter Rini Sekartini spesialis anak dan kandungan Seminar Edukasi Umum Sangobion di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Juli 2019.

Dia menjabarkan, “Pembentukan otak sudah ada sejak minggu ketiga kehamilan. Kenapa zat besi itu penting karena dia salah satu komponen yang berperan terbentuknya sinaps, serabut yang menghubungkan sel-sel otak.”

Prof.Dr.dr Rini Sekartini, Sp.A(K) di acara Seminar Edukasi Umum Sangobion, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Juli 2019. Tempo/Silvy Riana Putri

Menurut dokter Rini, kondisi kekurangan zat besi secara garis besar bisa mempengaruhi kecerdasan intelektual atau IQ, bukan kecerdasan yang lain. Sifatnya irreversible, tidak bisa diperbaiki. Jadi, bila IQ si anak sudah di angka tersebut karena kekurangan zat besi, tidak akan bisa berubah.

“Contohnya ada anak anemia yang tidak disadari atau terlambat ditangani, kemudian IQ-nya sudah rendah. Enggak bisa dikembalikan lagi IQ-nya, meskipun sudah dibantu dengan suplemen zat besi. Tercukupinya kebutuhan zat besi itu penting agar IQ-nya tidak rendah,” sambungnya.

Selain berisiko memiliki IQ rendah, dampak kekurangan zat besi pada perkembangan anak adalah mengalami penurunan konsentrasi dan memori, mudah cemas, sedih, dan putus asa.

Dampak pertumbuhan karena kekurangan zat besi adalah rendahnya fungsi motorik, rendahnya kemampuan fisik hingga terganggunya pertumbuhan secara fisik.

“Kalau dari pertumbuhan yang paling buruk adalah tinggi badannya lebih rendah dari anak yang tidak anemia. Gampang sakit juga, lalu mudah lelah. Sebab zat besi itu penting untuk menjaga imunitas tubuh,” tukas dokter Rini.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."