Manfaat Cuci Pakaian Baru, Cegah Alergi Hingga Kanker

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi mesin cuci. Shutterstock

Ilustrasi mesin cuci. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bila Anda terbiasa langsung mengenakan pakaian baru tanpa mencucinya, ada sejumlah risiko kesehatan yang bermunculan. Bisa jadi alergi kulit hingga bahaya kanker.

Dermatolog dari Case Western Reserve University, Dr. Susan Nedorost, mencatat dermatitis kontak alergi salah satu masalah yang bisa muncul. Jika terpapar, reaksi yang muncul salah satunya ruam.

"Ketika melihat dermatitis kontak alergi dari pakaian, biasanya berasal dari pewarna," katanya, dilansir dari laman Time.

Keringat dan gesekan bisa menyebabkan zat pewarna larut dan keluar. Pakaian olahraga, misalnya yang berbahan mengkilap, elastis, dan tahan air, sering menyebabkan seseorang menderita dermatitis kontak alergi. Menurut Neodorost, mencuci pakaian baru membatasi risiko seseorang terpapar zat perwarna yang berisiko memunculkan reaksi alergi.

Ruam alergi bukan satu-satunya masalah kesehatan yang muncul terkait bahan kimia pakaian. Sebuah studi pada 2014 di Universitas Stockholm di Swedia menemukan, senyawa kimia yang disebut quinoline cenderung tinggi dalam pakaian berbahan poliester. Bahan ini menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat tergolong karsinogen yang berpontensi menyebabkan kanker.

Di sisi lain, Ulrika Nilsson, profesor kimia di Universitas Stockholm menyebut nitroanilin dan benzothiazoles, dua senyawa kimia lagi dalam pakaian yang berpotensi menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan, termasuk kanker.

Seorang ilmuwan dari Environmental Working Group, David Andrews, mengatakan bahan kimia, termasuk jenis kedap air yang populer yang disebut fluorosurfaktan, sering disebut PFAS, memiliki sedikit atau tidak ada penelitian yang mendukung keamanannya. Nilsson mengatakan mencuci pakaian baru mengurangi kandungan bahan kimia, terutama bahan kimia residu yang mungkin tersisa dari pembuatan pakaian. Namun, hal itu tidak mencegah bahan kimia pakaian rusak dan terlepas dari pakaian lalu masuk ke kulit atau ke udara yang dihirup.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."