Bercinta saat Sakit, Bisa Sembuh atau Tambah Parah?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

IKLAN


#3. Berhubungan Seks tidak akan mengurangi demam
Keringat yang dihasilkan saat berhubungan seks seharusnya mengeluarkan demam, sehingga berkontribusi pada pemulihan yang sehat. Itu hanya mitos. Kenaikan suhu tubuh dalam demam adalah reaksi tubuh Anda terhadap infeksi, karena ia berupaya melawan rasa sakit melalui peningkatan aktivitas sistem kekebalan tubuh.

"Pada saat Anda demam, Anda sudah sakit, dan istirahat adalah hal terbaik untuk memungkinkan sistem kekebalan tubuh pulih," kata Dr Walden. "Selain itu, sebagian besar waktu ketika kamu demam, kamu merasa terlalu buruk untuk bergerak, apalagi berguling-guling di seprai."

#4. Ya, aman melakukan masturbasi saat Anda sakit
Ada mitos bahwa masturbasi menghabiskan cairan tubuh dan mineral vital dan harus dihindari saat sakit. Jika Anda terbiasa melakukan masturbasi dengan penuh semangat sehingga Anda perlu tidur siang selama lima jam sesudahnya, Anda harus menghindarinya karena alasan yang sama dengan Anda menghindari olahraga berlebihan, tetapi berdasarkan ekskresi cairan dan mineral vagina, tidak apa-apa.

#5. Berhubungan Seks tidak akan meningkatkan kekebalan tubuh
Memang terlihat seolah-olah aktivitas seksual yang sering dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh Anda, mengurangi kemungkinan penyakit di kemudian hari. "Dalam satu penelitian, mereka yang memiliki aktivitas seksual lebih sering memiliki kadar IgA yang lebih tinggi - antibodi yang ditemukan dalam air liur dan cairan tubuh lainnya yang membantu kita melawan jenis penyakit tertentu," kata Dr. Walden.

Tetapi sudah terlambat untuk memulai efektivitas sistem kekebalan Anda dengan melakukan hubungan seks ketika Anda sudah sakit. "Pada saat Anda sakit, istirahat dan pemulihan adalah hal yang paling penting. Dengan cara ini, sayangnya seks tampaknya lebih bersifat preventif daripada kuratif," kata Dr. Walden.

Dua studi terpisah dari 2015 menegaskan bahwa seks teratur baik untuk fungsi kekebalan tubuh pada wanita, kemungkinan karena itu berpengaruh pada evolusi untuk kesuburan. Sistem kekebalan tubuh harus sehat agar bisa hamil atau  melihat sel sperma sebagai penyerang dan melakukan yang terbaik untuk mencegah kehamilan. Plus, tentu saja, sistem kekebalan tubuh yang lebih baik berarti lebih sedikit risiko infeksi yang dapat menghambat keberhasilan kehamilan dan kelahiran.

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."