Wanita Ada di Atas saat Berhubungan Seks, Jadi Tahan Lebih Lama?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seksolog dari Klinik Pasutri Tebet Jakarta Selatan, dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS, mengkritisi sejumlah asumsi seputar seks yang beredar di masyarakat. Salah satunya soal gaya berhubungan seks perempuan ada di atas menyebabkan suami tidak tahan lama di ranjang karena otot-otot di sekitar penis menyangga beban berat. 

“Itu mitos. Malah ada beberapa pasien yang saya rekomendasikan menerapkan gaya ini untuk memperpanjang durasi hubungan. Gaya ini memungkinkan istri menggesekkan titik peka rangsang vagina pada penis suami, lalu mengantar penis ke titik peka rangsang lainnya sehingga proses suami mencapai ejakulasi lebih lama,” jelas bintang film “Drop Out” ini.

Artikel terkait:
Menilik Kehidupan Seks setiap Zodiak, Siapa yang Paling Puas?
Alasan Penderita Kutil Kelamin Tak Boleh Berhubungan Seks

Boyke menambahkan, “Justru posisi misionaris lah yang sering membuat pria ejakulasi lebih awal karena sejak awal suami terus memompa vagina istri. Suami aktif bergerak sementara istri pasif dan belum tentu mencapai fase orgasme. Namun posisi misionaris bagus untuk pasangan yang ingin cepat punya anak karena mulut rahim akan terendam oleh sperma.”

Ia juga menyarankan berlatih stop and start agar tak mudah ejakulasi dini. Saat hubungan seks mencapai puncak dan suami hendak ejakulasi, tekan kepala penis agar sperma tidak jadi keluar, lalu mulai lagi hubungan seks dari awal.

Jangan lupa alihkan fokus. Saat berhubungan seks, pikirkan hal lain, misalnya pekerjaan esok di kantor. Dengan begitu perjalanan menuju fase ejakulasi lebih lama. Konsultasikan ke dokter lalu gunakan salep atau obat penunda ejakulasi yang diresepkan dokter.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."