Penyebab Hamil Kosong Seperti yang Dialami Sandra Dewi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi USG. shutterstock.com

Ilustrasi USG. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sandra Dewi menceritakan pernah mengalami hamil kosong belum lama ini. Ia mengungkapkan hamil kosong yang ia alami terjadi sebelum hamil anak pertamanya, Raphael Moeis. 

Baca juga: Cara Supaya Cepat Hamil Meski Alergi Sperma

Hamil kosong atau yang yang disebut kehamilan anembrionik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak membelah dan membentuk embrio. Sel tersebut menempel pada dinding rahim, layaknya pada kehamilan biasa, tapi akan menghilang dari kantung kehamilan.

Hamil kosong biasanya terjadi pada awal-awal kehamilan, yakni sekitar minggu ke-8 hingga minggu ke-13. Kondisi tersebut akan berakhir dengan kegagalan kehamilan atau keguguran. Sayangnya, penyebab hamil kosong belum diketahui secara pasti. Namun para ahli memperkirakan, kondisi ini dipicu oleh kelainan kromosom, yang terjadi saat pembuahan sel telur.

Kelainan pada kromosom tersebut, bisa disebabkan oleh faktor genetik, maupun buruknya kualitas sel telur atau sperma. Saat tubuh mengenali kondisi sel telur atau sperma tersebut, kehamilan pun akan dihentikan, melalui proses keguguran. Selain kelainan kromosom, risiko hamil kosong juga dapat meningkat, apabila pasangan suami istri memiliki hubungan darah.

Para ahli mengungkapkan, suatu kegagalan dalam kehamilan, tidak mengindikasikan adanya kelainan pada ibu maupun ayah. Biasanya, dokter akan menunggu hingga tiga kali keguguran terlebih dahulu, untuk melakukan pemeriksaan darah maupun tes genetik. Ibu yang pernah mengalami hamil kosong, tetap akan bisa mendapatkan kehamilan yang normal setelahnya. Hal ini pun dibuktikan oleh Sandra Dewi. Aktris ini tetap dapat memiliki anak, setelah mengalami hamil kosong tersebut.

Selanjutnya: Kapan waktu yang tepat merencanakan kehamilan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."