Peneliti Sebut Manfaat Mengunyah Makanan secara Perlahan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi makan burger. TEMPO/Aditia Noviansyah

Ilustrasi makan burger. TEMPO/Aditia Noviansyah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mengunyah makanan secara perlahan mungkin tampak melelahkan. Padahal, cara itu bisa bermanfaat, salah satunya menurunkan berat badan.

Mengunyah makanan secara perlahan akan membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik, tingkat stres berkurang, dan pencernaan lebih lancar. Demikian dilansir Medical Daily.

Dalam sebuah penelitian di Iowa, Amerika Serikat, sebanyak 45 orang dewasa dengan berat badan normal dan obesitas dilibatkan dalam uji klinis acak. Para peneliti lalu meminta mereka pertama kali mengunyah pizza saat makan siang dengan tingkatan berbeda-beda, 100 persen, 150 persen, dan 200 persen.

Artikel lain:
4 Makanan Alami yang Ampuh Mengatasi Keracunan Makanan

Partisipan yang mengunyah makanan pada tingkat 150 persen dan 200 persen, asupan makanan yang masuk pencernaan mereka turun masing-masing sebesar 9,5 persen dan 14,8 persen. Dalam studi lain yang bertujuan menyelidiki efek mengunyah pada keseimbangan hormon dan tingkat energi, mengunyah lebih banyak menyebabkan penurunan tingkat energi dan penurunan kadar grelin.

Setelah mencerna makanan, hormon grelin ditekan karena otak menerima sinyal perut penuh sehingga mengurangi nafsu makan. Di sisi lain, ada penelitian yang dilakukan peneliti dari School of Public Health in Harbin Medical University, Cina, yang melibatkan 16 pria kurus dan 14 pria gemuk. Mereka menemukan, mengunyah yang lambat memberi otak waktu yang cukup untuk memproses informasi makanan telah dikonsumsi.

Penurunan berat badan dipicu mengunyah secara perlahan karena otak menerima sinyal sementara bagian tubuh yang berbeda berkoordinasi untuk meredam rasa lapar.

Artikel lain:
2 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membuat Makanan Sehat

 
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."