7 Langkah Melindungi Kulit dari Polusi Musim Panas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi kulit orang kota. Shutterstock

Ilustrasi kulit orang kota. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika kamu tinggal di perkotaan penuh dengan emisi dan udara yang stagnan akan terasa sulit melindungi kulit dari polusi. Menurut pendiri C2 California Clean Clarissa Shetler dan Christine Falsetti beberapa polutan yang dihadapi selama musim panas adalah oksidan fotokimia seperti ozon atau radiasi UV dan sinar matahari.

Baca juga: Tak Hanya Kulit Wajah, Ketiak Juga Penting Dirawat

Udara panas dan stagnan, sebenarnya bisa mematangkan emisi dari mobil, pesawat terbang, dan pembangkit tenaga listrik untuk mengembangkan senyawa kimia baru. “Bahayanya adalah banyak partikel polutan sangat kecil sehingga mereka menimbulkan risiko kesehatan karena dapat dihirup atau diserap ke dalam sistem kita dan mengganggu fungsi sel normal atau menyebabkan kerusakan kulit,” ujarnya.

Dermatologist Dendy Engelman menambahkan bahwa 80 persen dari semua tanda penuaan kulit sebenarnya disebabkan oleh aggressor dari lingkungan ini. Selain bintik hitam, radang, garis-garis halus, dan keriput, polusi bahkan bisa menjadi penyebab kanker kulit. Polutan udara yang disebut komponen partikulat ambien menghasilkan radikal bebas berlebih, yang mengganggu kemampuan kulit untuk menghasilkan kolagen dan elastin dan mempertahankan kelembaban, sehingga tanda-tanda penuaan semakin meningkat.

Meski sulit untuk menghindari polusi udara sama sekali, ada beberapa cara untuk melindungi kulit kamu, seperti dilansir dari Bustle berikut ini.

#1. Kulit terhidrasi dengan baik
Polusi dapat menyebabkan kulit menjadi sangat kering. Agar tetap seimbang dan terhidrasi, Drs. Shetler dan Falsetti merekomendasikan minum banyak air setiap hari.

#2. Eksfoliasi rutin
Untuk memastikan partikel polutan kecil tersebut tidak menyumbat pori-pori Shetler dan Falsetti juga merekomendasikan untuk membersihkan muka dan tubuh setiap malam. Ditambah eksfoliasi dua dua kali seminggu untuk menghilangkan penumpukan sel-sel kulit mati.

#3. Gunakan masker
Dengan menggunakan masker atau peeling sekali seminggu juga bisa membantu membersihkan pori-pori secara mendalam. Engelman merekomendasikan untuk mencoba formula yang akan membantu melindungi diri dari kerusakan akibat radikal bebas saat mendetoksifikasi kulit.

#4. Gunakan facial oil
Polusi dapat menghalangi pori-pori dari oksigen dan minyak alami, sehingga sangat penting menggunakan facial oil di malam hari untuk membantu melembabkan kulit dan mengganti minyak alami. Selain itu facial oil juga dapat melindungi kulit dengan pelembab yang mengandung sifat anti-polusi.

#5. Antioksidan
Untuk membantu meminimalkan kerusakan kulit, antioksidan adalah kuncinya. "Antioksidan membantu melindungi kulit dari serangan radikal bebas dengan menetralkan tekanan oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan sel," ujar Engelman. Dia merekomendasikan untuk mengginakan serum vitamin dengan asam Ferulic, karena asam Ferulic menstabilkan larutan vitamin C dan E dan melipatgandakan perlindungan foto kulit.

#6. Konsumsi buah dah sayuran
Cara lain untuk melindungi kulit dari radikal bebas adalah dengan mengonsumsi makanan kaya antioksidan. Drs. Shetler dan Falsetti merekomendasikan buah dan sayuran yang mengandung vitamin C dan E tinggi untuk membantu memerangi kerusakan kulit. Seperti stroberi, jeruk, melon, aprikot, brokoli, ubi jalar, dan bayam.

#7. Himalayan Pink Salt
Bahan lain yang dapat membantu mendetoksifikasi kulit menurut Engelman adalah dengan mencoba perawatan kulit yang mengandung Himalayan Pink Salt. Ini dapat membersihkan dan mempertahankan kulit dari tanda-tanda awal penuaan yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan dan stressor. Misalnya essence atau cleansing water yang mengandung Himalayan Pink Salt untuk perawatan pemurnian cepat. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."