Pameran Lukisan And I Saw Her dan Dorongan untuk Perempuan Muda

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Pameran Lukisan

Pameran Lukisan "And I Saw Her" karya Jeumpa Kanya Kalila di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2019 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Toko buku Aksara berkolaborasi dengan Post Book Shop menampilkan tema tertentu untuk buku-buku yang dipajang, dan diganti setiap tiga bulan. Untuk April 2019, temanya adalah "A Woman of Her Own", yang menampilkan karakter wanita yang kuat, hebat, tiga dimensi, dan realistis, juga ditulis oleh penulis wanita.

Selain dengan buku-buku, Aksara dan Post Book Shop juga menampilkan pameran lukisan “And I Saw Her”, yang menjadi dorongan untuk perempuan muda agar bisa lebih berani menunjukkan karya seni atau menyuarakan pendapat.

Pameran ini menampilkan lukisan digital, cat air, dan juga sketsa seorang gadis berusia 16 tahun, Jeumpa Kanya Kalila. Menampilkan sekitar 25 karya di pojok toko buku Aksara Kemang, gadis yang sudah mulai menggambar dari usia 8 tahun ini membawa tema perspektif perempuan.

Artikel terkait:

Representasi Perempuan Muda di Pameran Lukisan And I Saw Her

“Gambaran sebagian besar dari imajinasi. Pada tahap sketsa aku coba-coba saja what looks good and what doesn’t. Kalau ada unsur pengalaman pribadi yang terselip ke produk akhir, seringnya enggak sengaja,” tutur Jeumpa Kanya Kalila kepada Tempo, Senin, 29 April 2019.

Gadis yang terinspirasi karya Pablo Picasso dan Frida Kahlo ini menarik perhatian seniman Reda Gaudiamo, yang pada akhirnya menjadi penggagas pameran lukisan ini. Sosok perempuan dalam karya Jeumpa menarik perhatian Reda.

Pameran Lukisan “And I Saw Her” karya Jeumpa Kanya Kalila di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2019 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

“Saya melihat Jeumpa bukan cuma menggambar sosok perempuan tetapi ada rasa yang ikut tertuang di karyanya. Jeumpa tak hanya mengamati bentuk wajah, tetapi perasaan, emosi, yang ada di perempuan yang dia amati. Dia menangkap kesendirian, kesunyian, kemarahan, ketakutan, atau ketidak-pedulian dari perempuan-perempuan di sekitarnya,” jelas Reda.

Reda merasa kalau karya-karya Jeumpa ini menangkap begitu banyak cerita dan rasa di dalam satu gambar. Jeumpa sendiri mengatakan kalau lukisannya sebenarnya tidak memiliki makna yang spesifik namun tidak ada salahnya bila ada pengamat yang melihat ada makna. Dia menjelaskan kalau karya seni itu tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar.

Walaupun tujuan utama Reda adalah untuk membuat Jeumpa merasa lebih percaya diri dan yakin dalam memamerkan karyanya, dia juga ingin memberikan pesan yang sama pada perempuan muda Indonesia.

“Saya ingin perempuan-perempuan muda seusia Jeumpa, yang selama ini berkarya diam-diam, berkenan menampilkan karyanya, berbagi dengan dunia luas. Karya orang muda ini sangat mencengangkan,” lanjut Reda.

Dia mengatakan kalau beberapa pelukis senior yang datang melihat karya Jeumpa sampai tercengang karena tidak bisa membayangkan ide dan guratan yang begitu penuh makna datang dari perempuan berusia 16 tahun. Reda juga ingin pameran ini menjadi jembatan antara seniman muda dengan seniman senior.

Baca juga:
Uniknya Lukisan Raden Saleh pada Busana Streetwear

Dia mengatakan kalau sudah waktunya seniman muda memperlihatkan kemampuannya dan yang senior melihat kalau ada banyak seniman muda yang berbakat.

“Kerja sama antara dua generasi yang berbeda pasti akan sangat keren, kalau keduanya bisa saling kenal dan saling belajar,” jelas Reda.

Anda bisa mengunjungi pameran tunggal pertama Jeumpa Kanya Kalila yang bertajuk “And I Saw Her” ini di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, 20 April - 6 Mei 2019.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."