Memahami Penyakit Kawasaki pada Anak, Waspadai 3 Gejalanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak sakit. Shutterstock

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyakit Kawasaki ditandai dengan peradangan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah koroner pada jantung. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun.

Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit Kawasaki mencapai 5.000 kasus per tahun. Sayangnya, yang terdiagnosis baru 150 hingga 200 kasus setiap tahun.

Hal ini terungkap dalam seminar kesehatan "Mengenal Penyakit Kawasaki" yang diselenggarakan Kawasaki Center OMNI Hospital Alam Sutera Tangerang dan Perhimpunan Orang Tua Penyakit Kawasaki Indonesia di Tangerang, Sabtu, 27 April 2019. Penyakit kawasaki ditandai dengan 3 gejala utama.

Baca juga:
6 Kebiasaan Buruk yang Memicu Penyakit

"Pertama, demam yang terjadi selama beberapa hari. Demam setidaknya ada dua jenis, yakni remiten dan intermiten. Reminten artinya suhu badan naik turun namun turunnya tidak pernah ke suhu tubuh normal. Misalnya dari 39 derajat Celsius ke 37,5 derajat Celsius lalu naik lagi. Kalau intermiten, suhu tubuh naik, turun ke suhu normal, lalu naik lagi. Dalam kasus penyakit kawasaki di Indonesia, jenis demamnya intermiten," jelas spesialis anak konsultan jantung sekaligus pakar penyakit kawasaki, Dr. dr. Najib Advani, Sp.A(K), M.Med (Paed).

Gejala kedua, mata merah. Gejala ketiga, tekstur dan warna lidah menyerupai kulit stroberi. Jika ini terjadi pada si kecil, Anda harus konsultasi ke dokter. Dari tiga gejala ini, yang datangnya selalu lebih awal adalah demam.

Ada pula anak yang terserang demam disertai gondong. Najib mengakui, kesadaran orang tua terhadap penyakit ini masih rendah. Wajar, mengingat kawasaki terbilang baru jika dibandingkan dengan tuberkulosis misalnya, yang ada sejak ratusan tahun lalu. 

Artikel lain:
Waspadalah, 5 Tanda Ini Bisa Jadi Indikator Penyakit Jantung

Najib mengingatkan, "Demam dalam satu atau dua minggu biasanya bisa dikendalikan. Demam, mata merah, dan lidah menyerupai kulit stroberi hanya pertanda akan munculnya sesuatu yang lebih besar.”

“Penyakit ini menyasar kesehatan jantung buah hati. Jika tidak ditangani dengan benar, penderita penyakit kawasaki dapat mengalami kerusakan jantung permanen,” tambahnya. 

Kuncinya, agar jantung tidak rusak permanen, orang tua harus bisa mengenali sedini mungkin gejala penyakit kawasaki. Apabila menemukan gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter ahli. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."