Waktu yang Tepat Ibu Hamil Periksa Kelainan Kromosom

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa selebriti yang sedang hamil saat ini menjalami tes NIPT atau Non-Invasive Prenatal Test. Mereka adalah Tasya Kamila, Tya Ariestya, dan Aura Kasih.

Baca juga: Dokter Ingatkan Bahaya Anemia selama Kehamilan

Aura Kasih menjalani tes tersebut karena sempat memiliki kekhawatiran kondisi kromosom janin tidak baik. Namun setelah diperiksa, kondisinya normal. “Menurut saya penting sekali bagi calon ibu melakukan rangkaian pemeriksaan karena banyak jenis kelainan kromosom yang mungkin tidak terdeteksi dalam pemeriksaan kandungan biasa," papar Aura. 

Senior Konsultan Diagnos, Prof. Dr. Siti Boedina, SpPK(K) menjelaskan, tes NIPT ini manfaat untuk mendeteksi kelainan kromosom saat hamil. Kelainan kromosom yang dimaksud yakni sindrom Patau, sindrom Edward, dan yang paling populer, sindrom Down. 

"Disebut noninvasif karena prosesnya seperti pengambilan darah biasa, yakni darah tepi ibu. Jadi tidak perlu lagi mengambil jaringan dari kandungan berupa cairan amnion atau filus janin," ujar Siti Boedina dalam peluncuran Diagnos Genomics di Jakarta, pekan ini.

Lebih lanjut, Siti Boedina menambahkan, tes NIPT tidak mengganggu kehamilan ibu. Proses pengambilan darahnya juga lebih aman. Sebab itu, pemeriksaan sangat direkomendasikan untuk ibu hamil yang berisiko. "Apalagi jika keluarga pasutri memiliki riwayat kelainan genetik atau sindrom," kata Siti. 

Menurut Siti Boedina kelainan kromosom bisa dideteksi pada usia kehamilan minimal 10 minggu. Di bawah 10 minggu, jumlah DNA bayi belum mencukupi untuk diperiksa. Risiko kanker juga bisa dideteksi dengan pemeriksaan genetik menggunakan alat yang sama dengan tes NIPT. Bila ditemukan kelainan, pasien akan menjalani perawatan berdasarkan kondisi fisiknya. 

AURA

 
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."