Menyimak Lika-Liku Penetapan Hari Perempuan Internasional

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
ilustrasi hari perempuan internasional (pixabay.com)

ilustrasi hari perempuan internasional (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Awalnya, Hari Perempuan Internasional pertama dirayakan pada 28 Februari 1909 di Amerika Serikat.

Melansir laman Forbes, perayaan tersebut berawal dari Partai Sosialis Amerika yang menetapkan tanggal tersebut untuk menghormati pemogokan pekerja garmen pada 1908 di New York. Para pekerja perempuan memprotes kondisi kerja yang tidak etis.

Pada 1910, Asosiasi Sosialis Internasional bertemu di Kopenhagen, di mana lebih dari 100 perempuan dari 17 negara menghadiri dan menyusun proposal untuk perayaan Hari Perempuan Internasional. Sebagai hasil dari pertemuan tersebut, negara-negara yang hadir, termasuk Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss sepakat perayaan Hari Perempuan Internasional pertama pada 19 Maret 1911.

Baca juga:
Ungu untuk Hari Perempuan Internasional

Pada 1913 dan 1914, Hari Perempuan Internasional bersamaan dengan gerakan perdamaian dan protes terhadap Perang Dunia I. Rusia adalah negara berikutnya yang merayakan Hari Perempuan Internasional secara nasional setiap Minggu terakhir Februari.

Pada tahun berikutnya, negara-negara di seluruh Eropa merayakan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret. Laki-laki dan perempuan mengadakan aksi unjuk rasa, baik dalam protes perang atau untuk melakukan advokasi bersama para aktivis. 

Pada 1975, PBB mulai merayakan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret. Lebih dari 40 tahun kemudian, organisasi ini bekerja untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi pada 2030.

Di tahun itu, pemerintah di seluruh dunia bekerja untuk menutup kesenjangan  gender agar perempuan berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan ekonomi internasional.

Artikel lain:

Hari Perempuan Internasional, Inspirasi Chelsea Islan dari Papua

Menurut Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat ada 74,6 juta perempuan di angkatan kerja sipil pada 2017. Di Amerika Serikat, 47 persen tenaga kerja terdiri dari perempuan. Hampir 70 persen ibu dengan anak di bawah 18 tahun berpartisipasi dalam angkatan kerja, dan 75 persen perempuan ini pekerja penuh waktu. 

Data tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan memiliki hampir 10 juta bisnis di Amerika Serikat, dengan penerimaan mencapai USD 1,4 triliun. Tingkat kewirausahaan perempuan menunjukkan perkembangan selama setahun terakhir. Penelitian yang dilakukan oleh American Express menunjukkan bahwa pada 2018, jumlah bisnis yang dimiliki perempuan mencapai 12,3 juta dan 40 persen bisnis baru di Amerika Serikat dibangun oleh perempuan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."