Suka Menggabungkan Sarapan dan Makan Siang, Ini Kata Pakar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
ilustrasi makanan

ilustrasi makanan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang yang tak terbiasa sarapan. Padahal, sarapan diyakini berfungsi untuk pemenuhan nutrisi tubuh dan mempengaruhi jadwal makan harian.

Ada yang menyiasatinya dengan brunch atau menggabungkan porsi sarapan dengan makan siang. Lantas apakah solusi ini baik jika dilihat dari kacamata medis?

Spesialis gizi klinis dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih Jakarta dan RSPI Bintaro Jaya, dr. Diana F. Suganda, M. Kes, SpGK, menjelaskan sebagian orang tidak terbiasa sarapan sehingga kerap mengeluhkan perut belum siap menerima asupan makanan. Tidak masalah makan pertama dilakukan menjelang siang sekitar pukul 10 atau 11.

Artikel terkait:
Sarapan itu Penting, Tapi Ingat Waktu dan Menu yang Tepat

“Asalkan yang dikonsumsi bukan camilan atau kue saja. Asupannya tetap harus ada unsur karbohidrat, protein, dan lemak,” kata Diana.

 

Setelah makan pada jam tersebut bukan berarti boleh melewatkan makan siang. Ia mengkhawatirkan perut akan kekenyangan jika porsi sarapan dan makan siang digabung saat makan pertama itu. Diana mencontohkan, jika makan pertama pukul 10.00 atau 11.00, maka makan siang bisa diundur menjadi pukul 13.00 atau 14.00, sedangkan makan malam menjadi pukul 19.00 atau 20.00. 

Waktu sarapan atau makan pertama sebenarnya fleksibel, bisa disesuaikan dengan aktivitas harian individu. Sarapan wajib bagi mereka yang melakukan aktivitas yang menuntut konsentrasi pada pagi hari. Pastikan makanan yang diasup mengandung karbohidrat dan protein. 

Ilustrasi sarapan. Shutterstock

“Karena nutrisi ke otak satu-satunya adalah glukosa yang berasal dari karbohidrat. Kalau otak tidak memperoleh energi maka tubuh akan sulit berkonsentrasi dan mengantuk,” ulasnya.

Beda lagi dengan mereka yang baru beraktivitas menjelang siang. Jam makan pertama boleh sedikit mundur. Yang penting, total asupan dalam sehari tercukupi.

“Contohnya, wanita rata-rata membutuhkan 1.500 kalori per hari, maka jumlah asupan ini harus terpenuhi. Jam makan pertama yang mundur menyebabkan jam makan siang ikut mundur. Hal ini tidak masalah terutama bagi mereka yang telah terbiasa dengan pola makan macam itu,” tambah Diana. 

Baca juga:

Sudahkah Anda Sarapan? Jangan Lupa Perhatikan Menu dan Gizinya

Orang yang masuk kerja pada siang atau malam hari misalnya, makan malam pada pukul 19.00 atau 20.00 dan baru tidur sekitar pukul 01.00 atau 02.00. Pada pukul 22.00 boleh mencamil lagi berupa buah atau susu. Yang penting, kata Diana, asupan gizi selama 24 jam terpenuhi.

“Makan besar pada malam hari sebenarnya diperbolehkan. Yang salah bukan kebiasaan makan tapi apa yang dimakan. Kebanyakan makanan yang dijual pada malam hari itu tinggi kalori seperti martabak atau mi instan. Selain itu, makan terakhir sebaiknya 2 atau 3 jam sebelum tidur," Diana mengingatkan.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."