Kanker Serviks, Efektifkah Cegah Infeksi Virus dengan Cuci Tangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
ilustrasi cuci tangan (pixabay.com)

ilustrasi cuci tangan (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penularan virus HPV penyebab kanker serviks tak hanya melalui hubungan seksual. Penularan juga bisa melalui tangan ke tangan, sebesar 30 persen.

Apakah mencuci tangan menggunakan antiseptik bisa membantu mencegah penularan?

"Cuci tangan pakai alkohol virus tidak mati. Antiseptik yang keras pun virus tidak mati, hanya tidak aktif. Virusnya kuat, resisten pada alkohol," ujar Prof. Dr. Andrijono SpOG(K) dari Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) dalam diskusi bertajuk "Insiden Kanker Serviks Terus Meningkat, Take Action Now!" di Jakarta, Rabu, 13 Februari 2019.

Baca juga:
4 Cara Deteksi Dini Kanker Serviks

Sebagai tindakan pencegahan primer, dia menganjurkan wanita yang berusia 9-55 tahun divaksin HPV meski masa terbaik adalah pada 9- 12 tahun dan diberikan tiga kali (0 bulan, 1 – 3 bulan, dan 6 bulan), diikuti skrining berupa tes IVA dan papsmear (bagi yang sudah menikah dan aktif berhubungan seksual) sebagai pencegahan sekunder.

Seperti infeksi pada umumnya, infeksi oleh HPV yang bisa menyerang kapan saja dan siapa saja, sehingga daya tahan tubuh yang kuat menjadi salah satu kunci menghalau infeksi virus.

"HPV itu seperti infeksi biasa, bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Kalau daya tahan tubuh dia (infeksi virus) tidak akan bertahan," tutur Andrijono.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18, yang biasanya tidak menunjukkan gejala atau keluhan pada tahap awal. Gejala atau keluhan tersebut biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih.

Keputihan yang berulang meski telah diobati, juga postcoital bleeding (pendarahan pascasenggama), kerap menjadi gejala yang muncul.

 
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."