Sering Kentut di Pesawat Terbang, Ternyata Ini Sebabnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi tidur di pesawat. shutterstock.com

Ilustrasi tidur di pesawat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anda mungkin pernah merasakan perut yang seperti bergas dan kembung saat berada di pesawat terbang. Jangan khawatir karena hal itu wajar terjadi. Apa yang menyebabkan seseorang mudah mengalami perut kembung saat berada di pesawat?

Tamara Duker Freuman, pakar diet terdaftar dan ahli nutrisi pencernaan yang berpraktik di New York, Amerika Serikat, menjelaskan tekanan udara akan semakin berkurang ketika berada di ketinggian. Menurut hukum Boyle di dalam ilmu dasar fisika, ketika tekanan udara berkurang maka gas di dalam tubuh akan mengembang.

Baca juga:
Ini Penyebab Orang Diet Sering Kentut

“Ini sebabnya gas apa pun yang terdapat di dalam usus atau yang diproduksi di usus selama penerbangan sebagai akibat dari pilihan makanan atau dari udara yang tertelan, kemungkinan akan membuat lebih banyak tekanan pada dinding usus ketika ketinggian bertambah. Karena ini pula kebanyakan orang mengalami sensasi seperti kembung atau rasa tidak nyaman di perut selama penerbangan,” jelas Freuman.

Artikel lain:
8 Alasan Jangan Tahan Kentut

Di samping itu, penelitian lain yang dimuat dalam situs Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat menyebutkan perubahan posisi dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi dalam waktu cepat juga dapat menarik lebih banyak gas masuk ke usus dalam bentuk karbondioksida.

Para peneliti menduga peningkatan ketinggian yang cepat dan penurunan tekanan udara menyebabkan sebagian karbondioksida yang biasanya dilarutkan dalam aliran darah keluar dari darah dan berdifusi ke dalam usus. Jadi tak perlu heran jika selama di pesawat Anda sering merasa kembung dan ingin kentut terus.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."